Fintech vs Bank, Manakah yang Lebih Baik?

Menjamurnya pertumbuhan fintech di Indonesia membuat banyak orang membanding-bandingkan antara fintech vs bank. Keduanya sama-sama instansi yang bergerak di bidang finansial, tapi yang satu sering kali dicap buruk oleh masyarakat awam. Sedangkan yang satunya lahir lebih dulu tapi tidak punya perkembangan signifikan apapun selama bertahun-tahun.

Walaupun fintech sering dikaitkan dengan pinjaman online bunga besar, paylater, dan hal-hal lainnya yang bisa merugikan masyarakat, faktanya startup fintech terus berkembang di Indonesia. Bahkan ada yang sudah menjadi sebuah unicorn dengan value lebih dari 1 miliar Dollar US.

Lalu, apakah adanya fintech akan membuat bank konvensional jadi makin terpuruk? Mari kita bahas bersama dalam artikel berikut ini.

Fintech vs Bank, Manakah yang Lebih Baik?

Apa Itu Fintech?

Semua orang pasti sudah tahu apa itu bank, yaitu tempat menyimpan dan mengirim uang. Namun, masih banyak yang belum paham apa itu fintech, jadi mari kita mulai dari menjelaskan definisi fintech.

Dikutip dari Forbes, Fintech atau Financial Technology adalah sebuah teknologi berupa software, aplikasi, atau website, yang digunakan untuk memberikan layanan finansial. Jadi bisa dikatakan, semua aplikasi yang berhubungan dengan finansial adalah contoh dari fintech.

Layanan fintech di Indonesia saat ini semakin beragam, contohnya aplikasi seperti:

Jadi bisa dibilang, semua layanan yang dulu hanya bisa ditemui di bank konvensional, kini sudah hadir dalam HP berupa aplikasi tersebut.

Itulah banyak orang menganggap adanya fintech bisa mengancam perkembangan bank konvensional.

Namun, masyarakat sering kali melihat startup fintech sebagai hal buruk karena banyaknya startup yang beroperasi tanpa ada izin resmi.

Untuk Anda yang belum tahu, memberikan layanan finansial di Indonesia tidak bisa sembarangan. Dibutuhkan pengawasan dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) jika ingin mendapatkan perlindungan hukum yang resmi. Sedangkan banyak startup yang belum mendapat izin dari OJK tapi sudah beroperasi dan menawarkan produknya ke masyarakat.

Berita mengenai fintech menjadi ramai ketika banyak masyarakat yang terlilit hutang dengan bunga tidak masuk akal oleh aplikasi pinjaman online. Padahal, aplikasi pinjaman online tersebut belum terdaftar dalam OJK.

Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Tentang Financial Technology

Fintech vs Bank, Mana yang Lebih Baik

Seperti yang sudah dikatakan tadi, kedua jenis usaha ini sama-sama bergerak di bidang finansial dan jasa keuangan. Tapi keduanya punya banyak perbedaan. Perbedaan ini bisa kita lihat dari faktor tertentu, misalnya:

Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas apa saja perbedaan fintech vs bank berdasarkan situs Difference Between.

1. Tujuan

Seperti yang sudah dikatakan tadi, baik fintech maupun bank sama-sama bertujuan untuk memberi layanan keuangan.

Tapi, fintech memberikan layanan finansial yang cepat, instan, dan persyaratan mudah demi meningkatkan pengalaman konsumen ketika menggunakan layanan mereka. Sebagai contoh dompet digital bisa dibuat dengan cepat tanpa harus datang ke kantor cabang. Selain itu tidak ada biaya administrasi bulanan jika menyimpan uang di sini.

Sedangkan bank memiliki layanan finansial yang lebih lambat namun mementingkan keamanan dan manajemen risiko nasabah. Sebagai contoh, Anda perlu membawa bermacam dokumen waktu ingin membuka rekening bank, selain itu ada biaya administrasi dan minimal deposit. Tapi, bank menjamin keamanan uang nasabah dan siap bertanggung jawab atas segala macam kerugian yang dialami oleh nasabah.

2. Target Konsumen

Fintech dan bank tentu punya target konsumen yang berbeda jauh.

Kebanyakan pengguna fintech adalah anak muda dan orang-orang yang aktif dalam transaksi online. Sedangkan bank konvensional menargetkan konsumen dari masyarakat umum, khususnya masyarakat yang ingin menyimpan, berinvestasi, atau meminjam dalam jumlah banyak.

Meskipun dengan berbagai macam kemudahan dompet online, kebanyakan pengguna dompet online tetap akan menyimpan saldo utama mereka di bank konvensional jika jumlahnya besar.

Begitu pun dengan pinjaman online. Jika pinjaman yang diajukan bukan untuk hal-hal konsumtif, seperti untuk modal usaha, maka masyarakat tidak akan meminjam ke aplikasi pinjol.

Hal ini masih ada hubungannya juga dengan poin sebelumnya, yaitu keamanan dan manajemen risiko di bank konvensional lebih terjamin dibandingkan fintech.

3. Teknologi

Sesuai dengan namanya, fintech tentu punya teknologi yang jauh lebih canggih dibandingkan dengan aplikasi bank konvensional. Selain itu, banyaknya pengguna smartphone di Indonesia juga menjadi keunggulan yang peminat fintech terus meningkat.

Bank konvensional memang punya aplikasi seperti mBanking. Tapi aplikasi tersebut hanya bisa digunakan untuk transfer dan cek saldo saja. Selebihnya, tidak ada lagi fitur dalam aplikasi m Banking yang dipakai oleh para nasabah.

Fintech vs Bank, Mana yang Lebih Baik

Sedangkan dalam aplikasi fintech, misalnya aplikasi dompet digital, semua jenis transaksi baik kredit maupun debit bisa Anda lakukan. Pengajuan pinjaman juga bisa dilakukan langsung lewat aplikasi yang sama. Jika uang ingin dicairkan, maka tinggal pindahkan saldo ke rekening ATM dari aplikasi yang sama juga.

Inilah salah satu hambatan yang membuat bank konvensional mulai ditinggalkan oleh masyarakat modern. Bahkan masih ada banyak BPR yang bergantung dengan cara tradisional seperti rekening tanpa ATM atau harus bawa buku tabungan dan dokumen lainnya untuk setor maupun penarikan saldo.

4. Struktur dan Inovasi

Faktor yang bisa dipakai untuk membandingkan bank dan fintech adalah dari segi inovasi.

Fintech memiliki struktur organisasi yang lebih terbuka, sehingga antara satu startup dengan yang lainnya sering kali berbagi informasi agar saling menguntungkan. Sehingga, inovasi baru bisa diciptakan dengan lebih cepat berkat kerja sama antar perusahaan.

Fintech bahkan berbagi API (Application Programming Interface) yang sama. API sendiri adalah teknologi yang dipakai agar 2 aplikasi bisa saling berkomunikasi.

Sedangkan dalam bank konvensional, umumnya tiap bank bergerak masing-masing. Mungkin ada beberapa bank seperti ATM Bersama yang membuat partnership agar transaksi bisa lebih mudah. Tapi kerja sama tersebut hanya sebatas di wilayah transaksi saja.

Pada fintech, setiap startup dengan API yang sama akan mendapatkan data transaksi dan aktivitas nasabah di aplikasi mereka. Sehingga setiap startup bisa melakukan analisa dan mencari peluang untuk meningkatkan layanan mereka.

Apakah Bank Konvensional akan Dikalahkan Fintech?

Jika tidak mau berinovasi, tentu bank konvensional akan ditinggalkan oleh nasabahnya. Apalagi bank yang masih tradisional seperti koperasi dan BPR.

Oleh karena itu, diperlukan inovasi dengan cepat oleh BPR agar bisa mengejar kemudahan layanan fintech, salah satunya dengan menggunakan aplikasi mobile banking BPR seperti buatan Cardlez. Sehingga pemindahan saldo tabungan milik nasabah BPR bisa dilakukan secara online tanpa harus bawa buku tabungan ke kantor cabang.

Dengan Cardlez, nasabah BPR juga bisa melakukan transaksi pembayaran seperti bayar listrik, beli pulsa, bayar air, dan lain sebagainya.

Baca juga: Aplikasi Mobile Banking untuk Koperasi dan Bank BPR

Jadi seperti itulah pembahasan tentang fintech dan bank. Pada akhirnya, mayoritas masyarakat akan memilih layanan yang memberi kemudahan untuk nasabahnya. Kalaupun ada bank konvensional yang tetap bertahan, mungkin hanya perusahaan-perusahaan besar yang punya banyak modal saja.

Mengenal Lebih Dalam Tentang Financial Technology

Perkembangan financial technology bukan hanya tengah gencar di Indonesia, tapi juga negara-negara maju maupun negara berkembang yang lain. Salah satu alasannya adalah karena masyarakat tidak tahan lagi dengan keterbatasan teknologi pada industri perbankan.

Memang jika diperhatikan, perkembangan teknologi di dunia perbankan jauh lebih lambat dibandingkan industri lainnya. Padahal industri ini punya hubungan langsung dengan kebutuhan utama manusia, yaitu finansial dan uang.

Adanya fintech yang jumlahnya terus bertambah, dengan inovasi-inovasi baru yang memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan finansial menjadi alasan kenapa financial technology bisa berkembang dengan sangat cepat.

Namun, apa sebenarnya fintech itu?

Mengenal Lebih Dalam Tentang Financial Technology

Apa yang Dimaksud Dengan Financial Technology?

Di Indonesia, kata fintech atau financial technology sering kali dikaitkan dengan aplikasi jasa keuangan, khususnya pinjaman online. Pernyataan tersebut memang benar, tapi fintech tidak sebatas hanya jasa keuangan dan pinjaman online saja.

Dikutip dari situs Investopedia, istilah financial technology digunakan untuk semua jenis inovasi dalam transaksi keuangan yang berhubungan dengan teknologi digital.

Pada awalnya, istilah fintech digunakan untuk teknologi komputer yang digunakan untuk mengawasi dan mengatur transaksi keuangan di bank atau perusahaan pertukaran mata uang. Namun kini istilah fintech lebih banyak digunakan untuk aplikasi atau layanan keuangan yang punya inovasi tertentu.

Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan financial technology sebenarnya sama saja dengan perusahaan bank, misalnya:

Tapi bedanya, semua kegiatan ini dilakukan tanpa datang ke kantor cabang terdekat. Bahkan nasabah fintech biasanya tidak bertemu dengan satu karyawan pun yang bekerja di perusahaan tempat mereka melakukan deposit atau mengajukan kredit.

Perkembangan Fintech di Indonesia

Seperti yang sudah dikatakan tadi, fintech bukan hanya berkembang di Indonesia, tapi juga di hampir semua negara dengan masyarakat yang sudah melek teknologi.

Salah satu alasan mengapa perkembangan financial technology sangat cepat adalah karena penggunaan smartphone dan internet yang juga sudah merata. Karena berbeda dengan perusahaan bank konvensional, fintech hanya bisa beroperasi lewat internet dan dunia digital.

Seluruh layanan keuangan fintech dilakukan lewat digital. Di satu sisi, hal ini membuat masyarakat yang tinggal di daerah gunung dan jauh dari kota bisa tetap mendapatkan layanan keuangan tanpa harus ke bank terdekat. Di sisi lain, transaksi keuangan secara digital masih punya banyak resiko seperti peretasan karena masyarakat Indonesia belum sadar sepenuhnya bahaya di dunia digital.

Apakah Fintech Diatur oleh Bank Indonesia?

Di Indonesia, perusahaan fintech tidak termasuk sebagai perusahaan bank. Tapi semua kegiatan layanan keuangan yang dilakukan di perusahaan ini tetap diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dan diatur oleh Bank Indonesia.

Sebagai lembaga keuangan yang berwenang di Indonesia, tentunya Bank Indonesia tidak membiarkan perusahaan fintech beroperasi tanpa aturan.

Ditambah lagi sempat ramai kejadian beberapa tahun lalu dimana banyak masyarakat Indonesia yang terlilit hutang karena aplikasi jasa keuangan fintech. Itulah mengapa peraturan yang dibuat oleh Bank Indonesia mengenai fintech semakin jelas.

Bank Indonesia memastikan perlindungan terhadap hak-hak konsumen atau nasabah terhadap perusahaan. Selain itu, Bank Indonesia juga mewajibkan setiap perusahaan fintech untuk patuh terhadap aturan makroprudensial Bank Indonesia.

Apa Saja Jenis-Jenis Fintech?

Fintech tentunya menyediakan layanan finansial atau jasa keuangan. Itulah mengapa perusahaan ini diawasi oleh lembaga keuangan seperti OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan Bank Indonesia.

Namun jenis layanan yang disediakan oleh fintech pun sangat beragam. Oleh karena itu kita bisa membagi jenis fintech berdasarkan jenis layanan yang disediakan.

Nah, berikut ini adalah jenis-jenis layanan yang disediakan oleh fintech.

1. Digital Lending

Digital landing adalah salah satu layanan fintech yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Sederhananya, digital lending adalah layanan dimana nasabah bisa mengajukan kredit dengan teknologi p2p lending atau peer to peer lending.

Peer to peer lending merupakan sistem kredit dimana pemberi pinjaman memberikan dana langsung ke peminjam tanpa menggunakan perantara orang lain. Dengan perkembangan teknologi saat ini, satu-satunya perantara yang digunakan dalam p2p lending hanyalah aplikasi digital.

Layanan digital lending yang disediakan oleh fintech umumnya diajukan oleh nasabah untuk kebutuhan pribadi. Sebab jaminan yang dibutuhkan tidak banyak, dana cepat cair, tapi dengan jumlah maksimal yang ditentukan di bawah 20 juta Rupiah.

2. Digital Payment

Sesuai dengan namanya, digital payment adalah layanan yang bisa membantu masyarakat Indonesia dalam memudahkan kebutuhan pembayaran. Baik itu pembayaran kebutuhan bulanan seperti bayar listrik, internet, dan air, atau kebutuhan yang sifatnya tersier seperti belanja online.

Kebanyakan perusahaan fintech yang menyediakan layanan digital payment adalah startup dompet digital.

Dengan teknologi yang ada saat ini, Anda tidak perlu lagi menggunakan aplikasi mobile banking untuk transaksi yang kecil-kecil alias microtransaction.

Adanya dompet digital sangat membantu mempercepat proses pembayaran kebutuhan masyarakat serta menghemat biaya administrasi. Sebab kebanyakan startup dompet digital selalu punya promo gratis transaksi ke bank dan gratis biaya administrasi bulanan.

Fitur-fitur seperti itulah yang membuat masyarakat banyak beralih dari bank konvensional ke aplikasi dompet digital dari fintech.

3. Blockchain

Jenis layanan fintech yang satu ini mungkin belum banyak didengar oleh masyarakat awam. Walaupun sudah banyak public figure yang mulai bermain blockchain, tapi kebanyakan hanya masyarakat kelas menengah ke atas yang paham bagaimana cara blockchain bekerja.

Sederhananya, blockchain adalah wadah yang digunakan untuk proses transaksi dan penyimpanan mata uang digital.

Disebut blockchain karena sistem ini punya wujud digital seperti rangkaian blok yang berisi data transaksi.

Blockchain disebut sebagai "safest transaction system in the world", sebab semua transaksi yang tercatat di sini tidak bisa diubah oleh siapapun.

4. Digital Wealth Management

Dan yang terakhir, fintech juga bergerak di layanan investment and wealth management. Bagi beberapa orang, blockchain sendiri sebagai salah satu jenis wealth management, karena mata uang kripto dianggap sebagai sebuah investasi.

Meskipun begitu, perusahaan fintech juga banyak yang bergerak di bidang investasi umum, misalnya saham, obligasi, emas, dan masih banyak lagi.

Sama dengan dompet digital, alasan kenapa banyak orang lebih pilih digital wealth management dari perusahaan fintech adalah karena kemudahan yang diberikan. Nasabah tidak perlu datang dan mengurus dokumen-dokumen apapun untuk mulai berinvestasi.

Bahkan semua langkah mulai dari registrasi, sistem pembayaran, sampai ketika hasil investasi bisa dicairkan, semuanya bisa dilakukan dari rumah.

Dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini, investasi jadi bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan masyarakat dengan penghasilan UMR sekalipun. Secara tidak langsung, hal ini juga membantu hidup masyarakat agar sadar akan ancaman inflasi, nilai mata uang yang terus menurun, serta pentingnya berinvestasi sejak muda.

Apa Saja Jenis-Jenis Fintech?

Apa Bedanya Fintech dengan Bank?

Berdasarkan situs Monei.com, ada 4 hal yang membedakan fintech dengan bank, yaitu:

Terlepas dari ke-4 poin di atas, fintech dan bank tidak punya perbedaan signifikan lainnya. Keduanya sama-sama memberikan layanan keuangan dengan tujuan membantu hidup masyarakat. Keduanya juga sama-sama diatur oleh Bank Indonesia.

Nah, sekarang mari kita bahas bagaimana empat hal diatas bisa membedakan antara fintech dan bank.

1. Sumber Dana

Bank dan fintech sama-sama memberikan pinjaman kepada nasabah, tapi keduanya punya sumber dana yang berbeda.

Startup fintech mendapatkan sumber dana dari investasi atau investor baik dalam maupun luar negeri. Sedangkan bank memberikan pinjaman dari dana deposito, tabungan, modal pemilik, atau saham yang terikat dengan bank tersebut.

2. Risk Factor

Walaupun sudah diawasi oleh OJK dan diatur oleh Bank Indonesia, fintech punya faktor resiko yang lebih besar dibandingkan bank. Baik ketika mengajukan pinjaman kredit, tabungan, atau jenis transaksi apapun yang disediakan.

Salah satunya karena regulasi mengenai fintech cenderung masih berubah-ubah. Bank Indonesia masih akan mengganti aturan tertentu yang bisa meningkatkan perlindungan terhadap konsumen.

Fintech sendiri masih tergolong inovasi baru dalam dunia perbankan. Jadi tak heran jika regulasinya masih sering diperbarui.

Berbeda dengan bank yang sudah melayani selama puluhan tahun.

3. Teknologi

Sesuai dengan namanya, fintech sudah pasti punya teknologi yang lebih canggih dibandingkan aplikasi digital banking yang ada saat ini. Bahkan, kebanyakan aplikasi mBanking mengadopsi inovasi yang sudah dilakukan oleh fintech dulu.

Cepat dalam melakukan inovasi teknologi baru merupakan kelebihan utama dari fintech.

Inovasi baru yang diciptakan oleh startup fintech juga dilakukan berdasarkan analisa kebiasaan dan aktivitas masyarakat dalam bertransaksi dan menggunakan sistem pembayaran.

4. Growth Potential

Yang terakhir, perbedaan antara fintech dan bank dilihat dari growth potential-nya. Sebagai sebuah bisnis baru, banyak startup fintech yang berkembang dengan cepat menjadi sekelas unicorn.

Dibandingkan dengan bank konvensional, perkembangan perusahaan financial technology jauh lebih cepat dari segi nilai, jumlah nasabah, maupun dari segi layanan.

Apakah Bank Bisa Memanfaatkan Inovasi Financial Technology?

Melihat cepatnya inovasi yang diciptakan oleh fintech bisa membuat bank jadi makin tidak relevan. Namun, rendahnya risk factor dalam penggunaan bank juga akan membuat masyarakat tetap memilih bank dibandingkan fintech yang terlalu beresiko.

Oleh karena itu, bank yang memanfaatkan teknologi dari fintech akan menjadi penengah dengan growth dan inovasi yang cepat namun risk faktor yang tetap rendah.

Saat ini mulai banyak bank yang bekerja sama dan memanfaatkan inovasi dari financial technology, khususnya bank BPR dan koperasi agar layanannya tidak ketinggalan jaman.

Bersama tim khusus yang berpengalaman di bidang teknologi finansial seperti Cardlez, puluhan BPR di Indonesia sudah bertransisi dari cara tradisional menuju era digital.

Seluruh layanan seperti pengajuan kredit cepat, sistem pembayaran auto debit dan toko online, pencairan ke bank mana saja, serta deposit tanpa biaya administrasi kini bisa dilakukan oleh nasabah BPR.

Seperti itulah penjelasan lengkap mengenai financial technology. Jika bekerja sama, fintech dan bank bisa menciptakan banyak inovasi dan layanan finansial yang akan membantu urusan keuangan, permodalan, hingga gaya hidup masyarakat Indonesia agar semakin maju.

Kenali Fintech dan Manfaatnya Untuk Anda

Kegiatan pinjam meminjam di tengah masyarakat Indonesia merupakan sebuah hal yang biasa ditemui. Aktivitas ini menjadi semakin mudah dengan adanya perkembangan zaman. Kemunculan perusahaan finansial teknologi atau yang kerap disebut sebagai fintech kini semakin banyak bermunculan karena masyarakat telah sadar akan kemudahan yang mereka dapatkan.

Tidak jarang warga yang biasanya meminjam uang dari tetangga, sanak saudara dan bahkan bank sekalipun kini mulai beralih menggunakan layanan keuangan yang disediakan perusahaan fintech. Bagi Anda yang masih ragu untuk merasakan kemudahannya, Anda berada di tempat yang tepat. Artikel kali ini akan membahas tuntas mengenai apa itu fintech hingga bagaimana perbedaan fintech dengan bank. 

Definisi dan Penjelasan Lengkap Fintech 

fintech

OJK mendefinisikan fintech sebagai suatu langkah kemajuan atau inovasi pada industri jasa keuangan dengan pemanfaatan perkembangan teknologi yang ada. Model bisnis yang dimiliki fintech dinilai terpercaya dan menjanjikan dengan sifat-sifat fleksibilitas, keamanan dan efisiensi yang dimilikinya.

Seiring menjamurnya perusahaan fintech, kini mulai muncul platform fintech abal-abal yang justru menyebabkan kerugian nasabahnya. Hal ini dapat terjadi karena perusahaan fintech illegal umumnya akan mematok biaya tinggi. 

Umumnya mereka akan memperlakukan nasabah dengan tidak baik jika terjadi penunggakan atau telat melakukan pembayaran, mulai dari perkataan kasar saat menagih, mengancam dan bahkan menyebarkan data pribadi nasabah. Jadi, pastikan Anda mengetahui ciri-ciri perusahaan fintech ilegal dan memilih perusahaan fintech yang telah diawasi oleh OJK dan Kominfo sehingga urusan pinjam meminjam Anda aman.

Apa perbedaan Fintech dengan Bank?

Terdapat enam perbedaan yang dapat dibedakan antara Fintech dengan Bank. Konsep dasar dari bank adalah dari masyarakat untuk masyarakat. Maksudnya, bank merupakan tempat di mana dana milik masyarakat dihimpun dengan metode simpanan dan kemudian dana tersebut disalurkan kepada masyarakat dengan metode kredit sehingga taraf hidup masyarakat bisa meningkat. Berikut ini adalah enam perbedaan fintech dengan bank yang mungkin belum Anda ketahui.

1. Kegiatan usaha

Bank menyalurkan kredit serta pinjaman untuk masyarakat dari dana yang disimpan oleh sebagian masyarakat lainnya. Pada umumnya dana yang dipinjamkan bank berfungsi sebagai permodalan koperasi, UMKM, ritel, pinjaman perseorangan, transaksi pembayaran lainnya dan bahkan produk investasi pun bisa dijual. 

Sedangkan fintech merupakan sebuah platform digital yang bisa diakses melalui aplikasi maupun website. Fungsinya sebagai perantara bagi para pemberi pinjaman dan penerima pinjaman untuk melakukan transaksi dengan sistem dan perjanjian yang telah ditentukan perusahaan fintech terkait melalui media elektronik.

2. Kewenangan penyaluran restrukturisasi

Bank dan fintech memiliki penanganan yang berbeda perihal kewenangan penyaluran restrukturisasi. Bank akan menanggung sepenuhnya jika terdapat penyaluran restrukturisasi sedangkan fintech akan memberikan kewenangannya kepada si pemilik dana sebagai pemberi pinjaman kepada para nasabah. Jadi, perusahaan fintech hanya memberikan restrukturisasi kredit yang telah disetujui para pemilik dana dan selanjutnya akan diteruskan kepada nasabah peminjam.

3. Pemberi pinjaman

Bank memiliki sistem di mana nasabah akan diberikan pinjaman oleh bank itu sendiri. Jadi, tidak perlu ada pihak ketiga dalam alur pemberian pinjaman di bank. Sedangkan fintech, pemberi pinjaman berasal bukan dari perusahaan fintech penyedia aplikasi atau platform, melainkan orang atau badan usaha yang memiliki dana terkait.

Baca juga : Mengenal Apa Itu Credit Scoring / Credit Scoring System

4. Pengawasan oleh pemerintah

Fintech merupakan platform penyedia jasa pinjaman sehingga perusahaan terkait akan diawasi oleh pemerintah sebagai perantara antara pemilik dana dan penerima pinjaman dana dalam melaksanakan market conduct. Bank juga diawasi oleh pemerintah sebagai lembaga yang menyimpan, menghimpun dan memutarkan dana masyarakat.

5. Resiko

Penanganan resiko yang terjadi di lapangan seperti adanya masalah dalam penyaluran pinjaman umumnya bank akan bertindak dan melakukan tugasnya sebagai penanggung jawab secara langsung. Sedangkan perusahaan fintech tidak menanggung atas masalah penyaluran pinjaman yang terjadi sehingga orang yang memiliki dana sebagai pemberi pinjaman akan turun tangan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.

6. Sumber dana pinjaman

Bank memiliki tabungan, giro, deposito, modal pemilik, surat utang beserta penerbitan surat utang sebagai sumber dana pinjamnya. Fintech memiliki sumber dana pinjaman yang berbeda. Pada umumnya terdapat badan hukum atau perseorangan berperan sebagai calon pemberi pinjaman kepada calon peminjam.

Baca juga : Mengenal Apa Itu Agunan dan Informasi Menarik Lainnya

Jenis fintech

Di Indonesia, fintech telang berkemang cukup cepat sehingga muncul banyaknya inovasi dalam industri keuangan. Terdapat enam jenis-jenis fintech yang bisa Anda jadikan referensi peminjaman di masa depan, yaitu sebagai berikut:

1. Peer-to-peer Lending

Peer-to-peer lending merupakan jenis fintech yang menyediakan peminjaman dana kepada perorangan yang sedang membutuhkan dana tertentu dan juga para calon wirausahawan yang sedang membutuhkan modal bisnis atau pinjaman mandiri.

2. Crowdfunding

Crowdfunding adalah salah satu produk fintech yang memiliki wewenang untuk mempertemukan pihak calon nasabah dengan pihak pemberi dana. Transaksi dan jaminan dilakukan secara aman dan mudah karena sudah diawasi oleh OJK.  Umumnya digunakan untuk mengumpulkan donasi.

3. E-Wallet

Dompet digital belakangan ini sedang ramai dan menjadi primadona masyarakat karena penggunaannya yang mudah. E-wallet atau dompet digital menyediakan tempat untuk menyimpan sejumlah dana secara digital.

4. Micro Finance

Micro Finance merupakan produk fintech yang memiliki tujuan mulia yaitu membantu masyarakat dari kelas menengah sampai bawah bahkan pada level rumah tangga sekali pun.

5. Payment Gateway

PayPal merupakan salah satu contoh dari jenis fintech ini. Payment gateway ini memiliki otoritas untuk melakukan pembayaran melalui penyedia jasa online.

6. Investasi

Beberapa tahun belakangan, masyarakat telah melek investasi. Umumnya, investasi dilakukan melalui platform online kemudian seseorang menanamkan modalnya dengan baik. Investasi pun memiliki berbagai macam produk di dalamnya, mulai dari reksa dana dan bahkan saham perusahaan besar sekali pun.

7. Bank Digital

Fintech juga memiliki produk bank digital. Transaksi yang dilakukan pada platform ini dilakukan seutuhnya secara digital. Tidak termasuk dengan m-banking karena aplikasi buatan bank tersebut masih bisa berkaitan dengan bank offline.

Baca juga : Bank Perkreditan Rakyat dan Keuntungannya

Manfaat Fintech

manfaat fintech

Fintech memiliki berbagai manfaat untuk masyarakat. Pertama, transaksi keuangan relatif menjadi lebih mudah. Hal ini dapat terjadi karena calon nasabah tidak perlu mendatangi kantornya tetapi hanya dibayarkan melalui smartphone saja. 

Selanjutnya, Anda juga bisa merasakan taraf kehidupan masyarakat yang semakin membaik. Jadi masyarakat bisa menggunakan dana yang dipinjam untuk urusan pribadi seperti membiayai kegiatan produktif serta konsumtif mereka.

Fintech juga memiliki kekuatan untuk mendukung inklusi keuangan misalnya transaksi jual beli, iuran, simpan pinjam dan bahkan arisan. Hal ini juga menunjukkan bahwa fintech dapat mempercepat perputaran ekonomi karena membantu masyarakat dalam terjadinya transaksi jual beli.
Salah satu contoh fintech terpercaya yang sudah resmi diawasi oleh OJK dan Kominfo adalah Cardlez. Jadi, Anda bisa merasakan kemudahan menggunakan teknologi ini secara aman. Pilihlah metode atau jenis fintech yang cocok untuk Anda sehingga manfaat fintech dapat dirasakan sepenuhnya.

Baca juga : Kenali e-KYC Definisi dan Manfaatnya