Open Banking API Untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Finansial

Kebanyakan penyedia layanan finansial di Indonesia saat ini sudah menyadari manfaat dari penggunaan Open Banking API. Jika Anda perhatikan, semakin banyak pula aplikasi perbankan dan financial services yang hadir dari berbagai macam perusahaan di dalam negeri, misalnya aplikasi pinjaman online, aplikasi m Banking, atau aplikasi perbankan dari BPR dan koperasi.

Aplikasi-aplikasi tersebut dibuat menggunakan Open Banking API yang sama. Sehingga mereka bekerja sama dengan perusahaan yang sama dan memiliki fitur yang kurang lebih sama untuk memperlengkap fitur di dalam aplikasi serta mempermudah nasabah dalam menggunakan aplikasi tersebut.

Lalu sebenarnya, apa itu Open Banking API? Apakah layanan ini bisa membahayakan bagi nasabah?

Open Banking API Untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Finansial

Apa itu Open Banking?

Sebelum membahas tentang open banking API, kita perlu bahas dulu soal apa itu open banking, atau lebih tepatnya The Open Banking Project (OPB).

Berdasarkan situs Investopedia, open banking adalah sebuah kegiatan perbankan dimana sebuah perusahaan memberikan financial services kepada pihak ketika agar konsumennya bisa melakukan transaksi pembayaran, transaksi antar bank, atau melakukan transaksi non-bank lainnya seperti beli pulsa dan bayar listrik dengan menggunakan API.

Dalam dunia perbankan, menggunakan sistem open banking ini merupakan sebuah inovasi besar yang bisa mengubah industri perbankan di dunia.

Dengan konsep yang sama, perusahaan perbankan akan memberikan akses data nasabah kepada perusahaan pihak ketiga, biasanya adalah startup fintech. Sehingga, seluruh perusahaan yang menggunakan sistem ini akan saling bekerja sama dalam membuat satu API serupa yang saling terhubung.

Lalu, bukannya perusahaan tidak boleh membagikan data diri nasabahnya?

Memang membagikan data diri nasabah adalah tindakan ilegal bagi perusahaan, kecuali untuk kebutuhan pengadilan dan semacamnya. Tapi, perusahaan yang menggunakan sistem open banking sudah menuliskan persyaratan bahwa nasabahnya setuju akan konsep ini.

Persetujuan nasabah dilakukan lewat tanda tangan digital, baik berupa verifikasi atau dengan menceklis kotak "Saya setuju dengan persyaratan dan ketentuan aplikasi". Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa baca tiap halaman syarat dan ketentuan atau terms and service dari tiap aplikasi yang didalamnya terdapat sistem pembayaran atau bisa melakukan transaksi.

Apa itu API?

Tadi kita sudah membahas tentang open banking. Sekarang, kita akan bahas tentang API alias Application Programming Interface.

Berbeda dengan open banking, API bukanlah istilah dalam dunia financial services, melainkan sebuah istilah yang digunakan dalam dunia teknologi dan aplikasi.

Secara garis besar, API adalah sebuah kumpulan data yang digunakan agar aplikasi bisa saling berkomunikasi. Sebagai contoh, aplikasi Facebook bisa terintegrasi dengan aplikasi Facebook Messenger, sebab keduanya menggunakan satu API yang sama. Sehingga akun-akun yang muncul dalam aplikasi Facebook Messenger memiliki data yang sama dengan aplikasi Facebook.

Dikutip dari situs Mule Soft, semua aplikasi memiliki API. Nah, dalam sistem open banking, service providers akan menggunakan API yang sama agar bisa saling terintegrasi dengan aplikasi lainnya.

Sebagai contoh, dengan aplikasi dompet digital tertentu Anda bisa beli pula, transaksi pembayaran ke toko online, transfer antar bank atau antar dompet digital, dan masih banyak lagi. Selain itu, di dalam aplikasi toko online pun Anda bisa melihat saldo dari dompet digital yang berbagi API sama.

Baca juga: Integrasi Core Banking Permudah Layanan Perbankan Koperasi dan BPR

Jenis-jenis API dalam Layanan Financial

Sebenarnya ada banyak jenis API yang digunakan untuk membuat aplikasi. Namun dalam dunia financial services, khususnya dalam open banking, hanya ada 3 jenis API yang digunakan, yaitu:

Mari kita bahas pengertian dan perbedaan dari masing-masing API di atas.

1. Open API

Open API adalah jenis API yang paling banyak digunakan dalam dunia open banking.

Dengan open API, seluruh data nasabah bisa dibagikan ke perusahaan third party agar saling bekerja sama. Sehingga aplikasi dengan API yang sama punya jaringan sistem pembayaran lebih luas dan fitur yang lebih lengkap.

Di mata konsumen, satu aplikasi yang bisa dipakai untuk bayar segala jenis kebutuhan tentunya jauh lebih menarik.

Kebanyakan aplikasi dompet digital, toko online, dan aplikasi layanan finansial menggunakan open API dalam menjalankan layanan mereka.

Jenis-jenis API dalam Layanan Financial

2. Private API

Selanjutnya ada private API, yaitu kumpulan data yang dikumpulkan, disimpan, dan digunakan sendiri oleh satu perusahaan saja. Di Indonesia, hanya ada beberapa perusahaan yang menggunakan private API, umumnya bank-bank besar yang sudah beroperasi selama puluhan tahun dan sudah memiliki data nasabah sangat banyak.

Dengan private API, fitur dan data yang bisa ditampilkan dalam aplikasi hanya berupa informasi pribadi saja, misalnya jumlah saldo, riwayat transaksi, dan semacamnya.

Biasanya aplikasi dengan private API tidak punya sistem pembayaran ke layanan lain, tapi tetap bisa melakukan transaksi ke sesama bank.

3. Partner API

Terakhir, ada partner API. Sesuai dengan namanya, aplikasi dengan API ini hanya akan membagikan data mereka ke perusahaan yang sudah menjadi rekan bisnis.

Umumnya bank yang tergabung dalam kelompok perusahaan tertentu menggunakan partner API dalam aplikasi dompet digital atau financial service mereka. Meskipun sistem pembayaran dan fiturnya lebih terbatas, tapi data nasabah dinilai lebih aman.

Bagaimana Open Banking API Meningkatkan Kualitas Layanan Finansial?

Banyaknya aplikasi dompet digital baru sebenarnya merupakan tanda bahwa open banking API terbukti bisa meningkatkan kualitas layanan finansial untuk konsumen maupun perusahaan.

Untuk perusahaan yang bergerak di bidang finansial, The Open Banking Project membuka peluang agar perusahaan-perusahaan kecil yang baru berdiri, startup, atau BPR dan koperasi agar bisa bekerja sama tanpa harus berhubungan secara langsung.

Sesuai dengan namanya, kerja sama ini berlangsung secara open alias terbuka untuk semua penyedia layanan finansial.

Perusahaan fintech yang tergabung dalam Open Banking Project bisa menganalisa dan memberikan inovasi baru dalam Personal Finance Management berdasarkan data nasabah yang mereka terima. Sehingga perusahaan yang bergerak di bidang keuangan langsung seperti BPR tahu layanan apa yang harus mereka tingkatkan.

Jadi tak heran jika open banking API bisa memberikan dampak besar kepada layanan finansial dan sistem pembayaran di Indonesia. Sebab semua perusahaan, fintech dan bank saling bekerja sama untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.

Baca juga: Definisi dan Jenis Mobile Banking yang Bisa Dipakai Nasabah

Apakah Ada Aplikasi Mobile Banking dengan Open API dari Indonesia?

Indonesia tentunya sudah punya beberapa aplikasi untuk pembayaran dan keuangan yang menggunakan open API, salah satunya adalah Cardlez.

Dengan platform ini, semua kegiatan microtransaction bisa dilakukan dalam satu aplikasi yang sama, tanpa harus gonta-ganti akun, dan tanpa harus menggunakan kartu ATM.

Cardlez sendiri sangat cocok digunakan sebagai platform dalam mengatur keuangan nasabah BPR dan koperasi. Sebab semua fiturnya sudah disesuaikan dengan kebutuhan nasabah BPR dan koperasi, misalnya:

Kunjungi cardlez.com untuk informasi lebih lanjut!

Akhir Kata

Nah, jadi seperti itulah penjelasan tentang open bank API dan manfaatnya untuk layanan keuangan masyarakat Indonesia. Inovasi ini memang memiliki kelebihan dan kekurangan di mata masyarakat. Tapi bukti di lapangan tetap banyak masyarakat yang menggunakan aplikasi dengan Open Banking API.

Fintech vs Bank, Manakah yang Lebih Baik?

Menjamurnya pertumbuhan fintech di Indonesia membuat banyak orang membanding-bandingkan antara fintech vs bank. Keduanya sama-sama instansi yang bergerak di bidang finansial, tapi yang satu sering kali dicap buruk oleh masyarakat awam. Sedangkan yang satunya lahir lebih dulu tapi tidak punya perkembangan signifikan apapun selama bertahun-tahun.

Walaupun fintech sering dikaitkan dengan pinjaman online bunga besar, paylater, dan hal-hal lainnya yang bisa merugikan masyarakat, faktanya startup fintech terus berkembang di Indonesia. Bahkan ada yang sudah menjadi sebuah unicorn dengan value lebih dari 1 miliar Dollar US.

Lalu, apakah adanya fintech akan membuat bank konvensional jadi makin terpuruk? Mari kita bahas bersama dalam artikel berikut ini.

Fintech vs Bank, Manakah yang Lebih Baik?

Apa Itu Fintech?

Semua orang pasti sudah tahu apa itu bank, yaitu tempat menyimpan dan mengirim uang. Namun, masih banyak yang belum paham apa itu fintech, jadi mari kita mulai dari menjelaskan definisi fintech.

Dikutip dari Forbes, Fintech atau Financial Technology adalah sebuah teknologi berupa software, aplikasi, atau website, yang digunakan untuk memberikan layanan finansial. Jadi bisa dikatakan, semua aplikasi yang berhubungan dengan finansial adalah contoh dari fintech.

Layanan fintech di Indonesia saat ini semakin beragam, contohnya aplikasi seperti:

Jadi bisa dibilang, semua layanan yang dulu hanya bisa ditemui di bank konvensional, kini sudah hadir dalam HP berupa aplikasi tersebut.

Itulah banyak orang menganggap adanya fintech bisa mengancam perkembangan bank konvensional.

Namun, masyarakat sering kali melihat startup fintech sebagai hal buruk karena banyaknya startup yang beroperasi tanpa ada izin resmi.

Untuk Anda yang belum tahu, memberikan layanan finansial di Indonesia tidak bisa sembarangan. Dibutuhkan pengawasan dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) jika ingin mendapatkan perlindungan hukum yang resmi. Sedangkan banyak startup yang belum mendapat izin dari OJK tapi sudah beroperasi dan menawarkan produknya ke masyarakat.

Berita mengenai fintech menjadi ramai ketika banyak masyarakat yang terlilit hutang dengan bunga tidak masuk akal oleh aplikasi pinjaman online. Padahal, aplikasi pinjaman online tersebut belum terdaftar dalam OJK.

Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Tentang Financial Technology

Fintech vs Bank, Mana yang Lebih Baik

Seperti yang sudah dikatakan tadi, kedua jenis usaha ini sama-sama bergerak di bidang finansial dan jasa keuangan. Tapi keduanya punya banyak perbedaan. Perbedaan ini bisa kita lihat dari faktor tertentu, misalnya:

Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas apa saja perbedaan fintech vs bank berdasarkan situs Difference Between.

1. Tujuan

Seperti yang sudah dikatakan tadi, baik fintech maupun bank sama-sama bertujuan untuk memberi layanan keuangan.

Tapi, fintech memberikan layanan finansial yang cepat, instan, dan persyaratan mudah demi meningkatkan pengalaman konsumen ketika menggunakan layanan mereka. Sebagai contoh dompet digital bisa dibuat dengan cepat tanpa harus datang ke kantor cabang. Selain itu tidak ada biaya administrasi bulanan jika menyimpan uang di sini.

Sedangkan bank memiliki layanan finansial yang lebih lambat namun mementingkan keamanan dan manajemen risiko nasabah. Sebagai contoh, Anda perlu membawa bermacam dokumen waktu ingin membuka rekening bank, selain itu ada biaya administrasi dan minimal deposit. Tapi, bank menjamin keamanan uang nasabah dan siap bertanggung jawab atas segala macam kerugian yang dialami oleh nasabah.

2. Target Konsumen

Fintech dan bank tentu punya target konsumen yang berbeda jauh.

Kebanyakan pengguna fintech adalah anak muda dan orang-orang yang aktif dalam transaksi online. Sedangkan bank konvensional menargetkan konsumen dari masyarakat umum, khususnya masyarakat yang ingin menyimpan, berinvestasi, atau meminjam dalam jumlah banyak.

Meskipun dengan berbagai macam kemudahan dompet online, kebanyakan pengguna dompet online tetap akan menyimpan saldo utama mereka di bank konvensional jika jumlahnya besar.

Begitu pun dengan pinjaman online. Jika pinjaman yang diajukan bukan untuk hal-hal konsumtif, seperti untuk modal usaha, maka masyarakat tidak akan meminjam ke aplikasi pinjol.

Hal ini masih ada hubungannya juga dengan poin sebelumnya, yaitu keamanan dan manajemen risiko di bank konvensional lebih terjamin dibandingkan fintech.

3. Teknologi

Sesuai dengan namanya, fintech tentu punya teknologi yang jauh lebih canggih dibandingkan dengan aplikasi bank konvensional. Selain itu, banyaknya pengguna smartphone di Indonesia juga menjadi keunggulan yang peminat fintech terus meningkat.

Bank konvensional memang punya aplikasi seperti mBanking. Tapi aplikasi tersebut hanya bisa digunakan untuk transfer dan cek saldo saja. Selebihnya, tidak ada lagi fitur dalam aplikasi m Banking yang dipakai oleh para nasabah.

Fintech vs Bank, Mana yang Lebih Baik

Sedangkan dalam aplikasi fintech, misalnya aplikasi dompet digital, semua jenis transaksi baik kredit maupun debit bisa Anda lakukan. Pengajuan pinjaman juga bisa dilakukan langsung lewat aplikasi yang sama. Jika uang ingin dicairkan, maka tinggal pindahkan saldo ke rekening ATM dari aplikasi yang sama juga.

Inilah salah satu hambatan yang membuat bank konvensional mulai ditinggalkan oleh masyarakat modern. Bahkan masih ada banyak BPR yang bergantung dengan cara tradisional seperti rekening tanpa ATM atau harus bawa buku tabungan dan dokumen lainnya untuk setor maupun penarikan saldo.

4. Struktur dan Inovasi

Faktor yang bisa dipakai untuk membandingkan bank dan fintech adalah dari segi inovasi.

Fintech memiliki struktur organisasi yang lebih terbuka, sehingga antara satu startup dengan yang lainnya sering kali berbagi informasi agar saling menguntungkan. Sehingga, inovasi baru bisa diciptakan dengan lebih cepat berkat kerja sama antar perusahaan.

Fintech bahkan berbagi API (Application Programming Interface) yang sama. API sendiri adalah teknologi yang dipakai agar 2 aplikasi bisa saling berkomunikasi.

Sedangkan dalam bank konvensional, umumnya tiap bank bergerak masing-masing. Mungkin ada beberapa bank seperti ATM Bersama yang membuat partnership agar transaksi bisa lebih mudah. Tapi kerja sama tersebut hanya sebatas di wilayah transaksi saja.

Pada fintech, setiap startup dengan API yang sama akan mendapatkan data transaksi dan aktivitas nasabah di aplikasi mereka. Sehingga setiap startup bisa melakukan analisa dan mencari peluang untuk meningkatkan layanan mereka.

Apakah Bank Konvensional akan Dikalahkan Fintech?

Jika tidak mau berinovasi, tentu bank konvensional akan ditinggalkan oleh nasabahnya. Apalagi bank yang masih tradisional seperti koperasi dan BPR.

Oleh karena itu, diperlukan inovasi dengan cepat oleh BPR agar bisa mengejar kemudahan layanan fintech, salah satunya dengan menggunakan aplikasi mobile banking BPR seperti buatan Cardlez. Sehingga pemindahan saldo tabungan milik nasabah BPR bisa dilakukan secara online tanpa harus bawa buku tabungan ke kantor cabang.

Dengan Cardlez, nasabah BPR juga bisa melakukan transaksi pembayaran seperti bayar listrik, beli pulsa, bayar air, dan lain sebagainya.

Baca juga: Aplikasi Mobile Banking untuk Koperasi dan Bank BPR

Jadi seperti itulah pembahasan tentang fintech dan bank. Pada akhirnya, mayoritas masyarakat akan memilih layanan yang memberi kemudahan untuk nasabahnya. Kalaupun ada bank konvensional yang tetap bertahan, mungkin hanya perusahaan-perusahaan besar yang punya banyak modal saja.

Kenali Jenis Bank Digital Serta Kelebihan dan Kekurangannya

Terus meningkatnya kemampuan teknologi yang bisa membantu kehidupan manusia membuat dunia perbankan terus melahirkan inovasi baru untuk mempermudah nasabah nya, salah satunya dengan menciptakan bank digital. Sehingga produk perbankan kini semakin mudah untuk diakses oleh semua kalangan masyarakat.

Bank digital bukan hanya membuka batasan untuk nasabah yang tinggal di daerah pinggiran dan belum tersedia ATM atau kantor cabang dari perusahaan bank tertentu. Namun, teknologi ini juga membuka penghalang bagi masyarakat yang punya keterbatasan fisik dan ingin memiliki tabungan sendiri.

Dengan mudahnya akses ke internet, semua layanan kini juga beralih dari cara konvensional menjadi digital.

Tapi, apa itu bank digital? Mari kita bahas lengkap dalam artikel berikut ini.

Kenali Jenis Bank Digital Serta Kelebihan dan Kekurangannya

Apa Itu Bank Digital?

Berdasarkan Forbes, bank digital atau digital banking adalah sebuah teknologi dimana layanan bank bisa diakses di platform tertentu secara online.

Sebelumnya Anda mungkin sudah pernah dengar tentang teknologi SMS banking, dimana transfer dan menggunakan layanan bank lainnya dilakukan lewat SMS. Nah, digital banking punya konsep yang sama, tapi media yang digunakan bukan lewat SMS, melainkan lewat internet.

Penggunaan digital banking sebenarnya sudah cukup lama. Dikutip dari Wikipedia, bank digital yang saat ini kita gunakan sudah dikembangkan sejak era 2000'an. Walaupun kalau dilihat dari teknologinya, ATM juga dianggap sebagai teknologi bank digital yang sudah digunakan dari tahun 1900'an.

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, internet punya peran yang sangat penting dalam dunia bank digital.

Baik bank digital di HP maupun lewat laptop dan komputer, semuanya perlu konektivitas internet untuk bisa mengakses data tabungan, melakukan transaksi, cek saldo, atau melakukan kegiatan apapun di bank digital.

Itulah mengapa, perkembangan bank digital di Indonesia bisa dibilang agak telat jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Di Indonesia, digital banking dan online banking baru banyak dipakai sekitar 5 sampai 10 tahun yang lalu, dimana internet sudah bisa diakses oleh masyarakat umum dan smartphone Android mulai bermunculan.

Apa Saja Jenis-jenis Bank Digital?

Saat ini, hanya ada 2 jenis bank digital yang paling banyak digunakan, yaitu:

Keduanya sama-sama membutuhkan akses internet waktu mau dipakai, tapi ada yang perbedaan di antara kedua jenis bank digital ini. Untuk lebih jelasnya, mari bahas pengertian dari masing-masing jenis bank digital di atas.

1. Online Banking / Internet Banking

Online banking atau internet banking adalah versi awal dari digital banking modern. Inovasi ini sudah dipakai sejak internet bisa diakses oleh masyarakat umum di seluruh dunia.

Sesuai dengan namanya, dengan internet banking Anda hanya butuh akses internet saja. Halaman bank digital sendiri bisa dibuka lewat situs resmi masing-masing bank tempat nasabah menabung.

Saat ini, bank digital bisa dibuka lewat platform apapun yang punya browser, misalnya komputer, laptop, mac, bahkan HP.

Tapi untuk meningkatkan keamanan pengguna, beberapa halaman bank digital hanya bisa dibuka lewat browser versi terbaru saja.

2. Mobile Banking

Berbeda dengan internet banking, mobile banking hanya bisa dibuka lewat platform mobile alias HP dan tablet saja.

Dulu, sebelum adanya aplikasi mobile banking Android dan iOS, istilah mobile banking adalah sebutan untuk bank digital lewat SMS alias SMS banking.

Tapi sejak adanya smartphone Android dan iPhone, maka bank-bank mulai mengembangkan teknologi yang dipakai untuk SMS banking agar bisa punya UI (User Interface) yang lebih menarik dan mudah digunakan oleh semua orang.

Dari situlah lahir aplikasi mobile banking yang sering kita pakai saat ini.

Sama seperti internet banking, aplikasi mobile banking dari beberapa bank hanya bisa dipasang di smartphone dengan versi Android atau iOS terbaru. Hal tersebut dilakukan demi meningkatkan keamanan transaksi nasabah.

Baca juga: Definisi dan Jenis Mobile Banking yang Bisa Dipakai Nasabah

Apa Kelebihan dan Kekurangan Digital Banking?

Sebagai teknologi yang tergolong baru dan terus berkembang, tentu digital banking punya kelebihan dan kekurangan. Bahkan tidak sedikit masyarakat Indonesia yang masih mempertahankan cara lama dan tidak mau beralih ke bank digital karena alasan tertentu.

Apa Kelebihan dan Kekurangan Digital Banking?

Jadi setelah tau apa itu bank digital, Anda juga perlu tahu kelebihan dan kekurangannya berikut ini.

Kelebihan Bank Digital

Tujuan utama dikembangkannya bank digital pastinya agar nasabah bisa menggunakan layanan bank dimana saja dan kapan saja.

Jika dulu transfer hanya bisa lewat ATM, sekarang dari rumah pun Anda bisa mengirim uang ke siapapun. Kelebihan ini sangat penting di waktu-waktu darurat, dimana ada saudara atau teman yang butuh kiriman uang cepat, atau waktu pandemi seperti sekarang ini.

Selain itu, dengan bank digital nasabah juga bisa melihat mutasi tanpa harus cetak rekening koran.

Walaupun mutasinya terbatas paling lama hanya 1 tahun ke belakang, tapi cara ini lebih praktis karena Anda tidak perlu datang ke kantor cabang.

Aplikasi bank digital juga akan memberikan notifikasi tiap ada uang masuk atau keluar. Sehingga proses tracking dana di rekening bisa lebih cepat.

Jadi bisa disimpulkan kelebihan dari bank digital adalah seperti berikut.

Kekurangan Bank Digital

Salah satu alasan utama mengapa ada masyarakat yang tidak mau pakai mobile banking adalah karena keamanan yang kurang terjamin.

Sebelumnya sudah disebut jika bank digital hanya bisa dipakai di aplikasi browser dan OS versi terbaru. Sebab, aplikasi dan OS versi lama masih sangat rawan hacking dan peretasan dalam jenis apapun. Semakin tinggi versi sebuah browser dan OS, maka tingkat keamanannya semakin ditingkatkan.

Tapi kecerobohan dan kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia dalam berinternet juga jadi penyebab kenapa banyak penipuan di bank digital.

Salah satu kasus yang paling banyak adalah membagikan kode OTP ke oknum yang mengaku dari pihak bank, atau tergiur hadiah dari undian online yang meminta nasabah mengirimkan informasi rekening mereka.

Itulah mengapa, masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah pedesaan, bertahan menggunakan bank tradisional.

Apakah Bank Tradisional Bisa Punya Bank Digital Juga?

Dari penjelasan apa itu bank digital di atas, apakah bank-bank yang masih tergolong tradisional seperti BPR, bank BUMN, dan koperasi bisa beralih ke bank digital juga?

Tentunya bisa, bahkan sekarang sudah ada aplikasi bank digital khusus untuk nasabah BPR dan koperasi dari Cardlez.

Bank BPR memang belum punya ATM, sehingga transfer, setor tunai dan penarikan dana sejauh ini hanya bisa lewat kantor cabang. Oleh karena itu, adanya aplikasi bank digital akan sangat membantu para nasabah yang ingin memindahkan saldonya ke rekening lain tanpa harus keluar rumah.

 

Seperti itulah pembahasan mengenai apa itu bank digital beserta jenis dan kelebihan & kekurangannya. Walaupun aplikasi digital banking sudah terpasang di hampir semua smartphone masyarakat Indonesia, tapi penggunaan ATM tetap tidak bisa ditinggalkan.

Integrasi Core Banking Permudah Layanan Perbankan Koperasi dan BPR

Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan kecepatan dalam perbankan, core banking yang ada saat ini semakin berbenah dan ditingkatkan pula. Sistem pada perbankan konvensional saat ini memang sering melibatkan proses mendasar dari fungsi bank itu sendiri. Nasabah di dalamnya juga menggunakan fasilitas tersebut sebagaimana mestinya. Namun demikian, pernahkah terpikir bahwa sistem perbankan dasar ini juga bisa ditingkatkan pada layanan koperasi dan perkreditan?

core banking

Sekilas Tentang CBS

Sebagaimana kita ketahui, core banking system (CBS) merupakan jantung dari sebuah bank. Sistem ini merupakan pusat data dari nasabah dan berfungsi untuk melakukan proses loan, hingga termasuk daftar transaksi dari semua nasabah yang pernah dilakukan. Database yang besar ini tentu saja membutuhkan penanganan yang khusus dan aman agar proses perbankan bisa berjalan dengan lancar.

Koperasi dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) saat ini mulai menggunakan teknologi digitalisasi semacam ini. Alasannya tentu saja agar database pencatatan nasabah tetap tersimpan dengan baik dan sewaktu-waktu dibutuhkan, data tersebut bisa dibuka. Sebelumnya, sistem semacam ini memang belum banyak diterapkan di Koperasi dan BPR sehingga kadang sulit melakukan pembukuan atas transaksi yang telah dilakukan.

Melalui sistem core tersebut, nasabah tidak perlu direpotkan dengan melakukan deposit atau penarikan dana di cabang yang sama. Sistem ini memungkinkan agar semua cabang terhubung ke dalam satu database sehingga memberikan keleluasaan pada nasabah pada saat akan melakukan proses simpan pinjam di koperasi atau BPR. Teknologi inti dari perbankan ini memang layak untuk diterapkan sehingga mempermudah siapa saja dalam melakukan akses terhadap layanan koperasi dan BPR.

Baca juga: Mengenal Credit Scoring System dan Berbagai Hal Didalamnya

Kelebihan dari CBS

Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan sistem ini. Keunggulan tersebut tentu saja memberikan banyak keuntungan bagi koperasi dan BPR yang menggunakannya. Dilansir dari telkomsigma, keunggulan tersebut antara lain:

1. Menghemat Waktu

Karena integrasi data yang bagus di dalam satu database, maka akses untuk kegiatan perbankan bisa dilakukan dengan mudah melalui sistem ini. Artinya, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses tersebut akan lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan server yang berbeda antara satu cabang dengan cabang lainnya.

2. Fleksibilitas Tinggi

Fleksibilitas dari sistem ini juga terhitung tinggi. Modul kerja di dalamnya meliputi CIS (Customer Identification System), DDS (Demand Deposit System), GLS (General Ledger System), LNS (Loan System), TDS (Time Deposit System). Dengan modul kerja yang lengkap seperti itu, tentu saja akses terhadap data dan penanganan perekaman kegiatan akan selalu dilakukan dengan baik.

3. Cepat dan Akurat

Core banking Indonesia juga termasuk sistem yang cepat dan akurat. Konektivitas yang tinggi melalui internet mampu menangani masalah perbankan dengan baik. Selain itu, karena adanya penyimpanan data secara digital dan juga terindeks secara berkala, maka setiap kali ada proses transaksi akan lebih akurat karena memang catatannya sudah dilakukan dengan otomatis.

4. Fasilitas yang Memadai

Ada banyak fasilitas yang bisa digunakan dengan menggunakan sistem ini. Seperti misalnya, fitur dana elektronik, fitur transfer, fitur internet banking hingga integrasi dengan pembuatan mesin ATM sendiri. Fasilitas ini tentu saja akan memberikan keleluasaan terutama bagi koperasi dan BPR dalam mengembangkan sistem milik mereka sendiri.

Dengan adanya keunggulan dari CBS tersebut, maka tidak heran sebagai nasabah kita juga bisa memperhatikan apakah layanan koperasi atau BPR yang akan kita gunakan sudah memanfaatkan fitur tersebut atau belum. Ini akan memudahkan nasabah nantinya pada saat melakukan proses simpan pinjam baik di koperasi atau BPR.

Peran dari CBS ini sendiri memang penting. Apalagi kebutuhan akan proses layanan simpan pinjam yang juga meningkat. Koperasi dan BPR bisa memanfaatkan teknologi ini agar terintegrasi dengan baik. Nasabah akan memiliki kemudahan akses dimana saja pada saat melakukan transaksi. Ini bisa menjadi solusi yang bagus terutama ketika kendala yang sering terjadi adalah terlambatnya setoran angsuran.

Keterlambatan setoran angsuran tentu saja memiliki banyak faktor. Salah satunya karena akses yang kurang fleksibel dan mudah dilakukan. Keterlambatan ini tentu saja merugikan kedua pihak, baik koperasi atau pun nasabah. Nasabah bisa menerima denda keterlambatan, sementara koperasi juga tidak menerima income dengan tepat waktu. Oleh karenanya, antisipasi bisa dilakukan dengan penerapan CBS ini pada layanan koperasi.

core banking

Aplikasi M-Banking Koperasi dan BPR yang Terintegrasi dengan CBS

Masyarakat mungkin lebih identik mengenal proses perbankan modern ini dengan istilah m-banking atau mobile banking. Gambaran m-banking ini setidaknya bisa diterapkan pada proses koperasi dan BPR. Sebagaimana diberitakan Viva, salah satu opsi yang paling bisa dipilih saat ini yaitu aplikasi Cardlez.

Cardlez merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh PT. Invelli Solusindo. Aplikasi yang sudah memiliki integrasi yang sangat baik terutama CBS-nya ini memang bisa dimanfaatkan koperasi, BPR dan masyarakat. Apalagi di era pandemi seperti ini, mobilitas yang dibatasi dan juga interakis yang terbatas membuat kita harus memiliki aplikasi perbankan yang bisa diakses dengan mudah dari rumah dan menyelesaikan semua masalah operasional simpan pinjam.

Cardlez memungkinkan anggota untuk tetap terhubung pada koperasi dan BPR-nya. Dengan menggunakan aplikasi ini, tentu saja proses transaksi akan lebih transparan. Di masa PPKM pun, kegiatan transaksi tidak akan mengalami kendala karena bisa dilakukan akses langsung melalui aplikasi Cardlez ini. Cardlez juga memungkinkan penggunaan uang non cash untuk berbagai macam keperluan. Masyarakat bisa memanfaatkan aplikasi ini langsung dari ponsel pintar mereka.

Kehadiran aplikasi ini memang bisa dibilang memberikan solusi yang praktis bagi semua orang. Tidak hanya CBS saja, namun Cardlez juga sudah terintegrasi dengan aplikasi pihak ketiga seperti Virtual Account Bank, e-KYC dan Credit Scoring. Kelengkapan integrasi ini akan berguna terutama bagi pengguna karena kita bisa melakukan transfer angsuran pinjaman atau mencairkan dana pengajuan pinjaman baik dari dan ke semua jenis bank. Tentu saja ini menarik bukan?

Bandingkan dengan layanan koperasi yang konvensional, dimana kita harus langsung mendatangi kantor, melakukan transfer ke bank yang ditunjuk dan masih melalui serentetan proses lainnya. Dengan menggunakan satu aplikasi saja, sekarang semua proses ini bisa terintegrasi dengan mudah dan dilakukan langsung dari rumah. Praktis, efisien dan akurat, setidaknya tiga kata ini sangat merepresentasikan kemudahan yang ditawarkan melalui aplikasi Cardlez.

Terkait dengan keamanan transaksi, Cardlez juga sudah memiliki enkripsi yang baik. Meskipun terintegrasi dengan pihak ketiga, namun proses keamanan yang ada di dalamnya juga sangat ditunjang dengan baik. Pengguna mesti melakukan otorisasi transaksi dengan memakai PIN dan password. Jadi, terkait dengan keamanan penggunaan tentu saja anggota tidak perlu khawatir tentang proses transaksi yang dilakukan.

Keunggulan Cardlez sebagai Aplikasi M-Banking

Untuk menggunakan Cardlez, kita bisa langsung mengunduh aplikasi ini di toko aplikasi ponsel pintar seperti Play Store atau App Store. Lakukan pendaftaran melalui aplikasi dan Anda bisa lakukan verifikasi terhadap identitas Anda. Lanjutkan dengan mengisi isian yang ada dan Anda siap menggunakan aplikasi Cardlez ini.

Cardlez sendiri memberikan berbagai macam keunggulan layanan mobile banking seperti misalnya integrasi yang baik pada berbagai sumber seperti yang sudah disebut sebelumnya. Kemudian fitur-fitur modern juga sudah disematkan di dalam aplikasi, yang membuat Anda sangat familiar untuk mengoperasionalkannya.

Cardlez juga menggunakan back-end processing yang bisa memudahkan Anda dalam melakukan manajemen produk, jurnal dan pembayaran. Ketiga hal tersebut bisa dilakukan secara otomatis sehingga Anda cukup melakukan pengaturan dasar saja. Terakhir, keamanan yang ditawarkan Cardlez juga sangat baik. Anda tidak perlu meragukan enkripsi dalam setiap proses transaksi yang dilakukan melalui Cardlez.

Kesimpulan

Seiring dengan berkembangnya teknologi, maka sekarang proses simpan pinjam seharusnya juga sudah mulai beranjak ke arah digitalisasi. Oleh karenanya, integrasi CBS juga penting diterapkan kepada layanan koperasi dan juga BPR. Sebagai solusi yang bagus atas kebutuhan ini, maka Cardlez bisa menjadi pilihan aplikasi yang bagus terutama dalam menangani proses transaksi tersebut.

Kita dapat memanfaatkan aplikasi Cardlez untuk keperluan pembayaran angsuran, pengajuan pinjaman hingga pencairan dana. Semuanya bisa dilakukan dengan mudah langsung melalui ponsel pintar sehingga tidak ada kendala yang besar saat melakukan proses ini. Kita akan menghemat waktu lebih banyak dan juga praktis karena bisa dilakukan dari mana saja asalkan ada konektivitas internet yang baik. Integrasi yang bagus pada core banking juga membuat Cardlez unggul sebagai aplikasi fintech yang menghubungkan Koperasi dan BPR dengan anggota-anggotanya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Agunan dan Informasi Menarik Lainnya

Definisi dan Jenis Mobile Banking yang Bisa Dipakai Nasabah

Hidup di zaman serba modern seperti sekarang ini, membuat seseorang kini lebih mudah dalam melakukan aktivitas transaksi online menggunakan mobile banking atau mBanking. Meski demikian, tahukah Anda mengenai apa itu mobile banking yang banyak diklaim pengguna sebagai salah satu cara paling praktis dalam bertransaksi? Agar Anda lebih paham, ada baiknya menyimak artikel tentang definisi dan jenis – jenis mBanking di bawah ini.

mobile banking

Definisi lengkap tentang mobile banking 

Umumnya, mobile banking adalah sebuah fasilitas yang disediakan oleh pihak layanan tertentu untuk memudahkan bagi para pengguna / nasabah dalam melakukan transaksi secara online. Dalam praktiknya sendiri, nasabah yang ingin melakukan transaksi (transfer uang, isi pulsa, token listrik dan lain – lain) menggunakan mobile banking / mBanking ini nantinya perlu memanfaatkan perangkat smartphone dan juga teknologi internet. 

Dengan adanya fasilitas mBanking ini, maka nasabah nantinya tidak perlu lagi repot – repot keluar rumah ke ATM untuk bisa melakukan berbagai transaksi keuangan seperti transfer uang, berbelanja sampai dengan membayar kebutuhan hidup sehari – hari. Hal ini lantaran mobile banking memiliki kegunaan penting bagi nasabah seperti berikut ini :

Bagaimana sistem kerja mobile banking?

Membahas mengenai cara kerja dari mobile banking umumnya hampir sama dengan proses transaksi online lain. Hanya saja, ada perbedaan yang mendasar dimana mobile banking ini bisa dilakukan secara online dengan menggunakan perangkat smartphone dan internet. Sehingga, pengguna nantinya tidak perlu susah ataupun repot untuk mendatangi mesin ATM ketika ingin melakukan transaksi.

Untuk menggunakan aplikasi mobile banking ini cukup mudah dilakukan. Dimana, pengguna / nasabah tinggal melakukan proses pendaftaran akun terlebih dahulu. Jika nantinya sudah terdaftar, maka pengguna dapat menggunakannya untuk melakukan berbagai transaksi keuangan secara online dengan cara memasukkan user ID atau password dan PIN untuk menyelesaikan proses transaksi yang dilakukan. 

Apa saja fitur dan kelebihan yang ditawarkan mBanking?

Hadir sebagai salah satu solusi alternatif untuk memudahkan pengguna dalam melakukan proses transaksi, mBanking sendiri juga menyediakan beberapa fitur dan kelebihan yang terbukti unggul seperti di bawah ini.

Fitur aplikasi mBanking :

Kelebihan aplikasi mBanking :

mobile banking

Apa perbedaan internet banking dan mobile banking?

Setelah Anda mengetahui mengenai apa itu mobile banking di atas, kini pertanyaannya adalah tahukah apa perbedaan mBanking dengan internet banking? Meskipun sama – sama memanfaatkan koneksi jaringan internet, akan tetapi baik mobile banking dan internet banking ternyata memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Agar lebih paham, Anda bisa menyimak informasi lengkapnya di bawah ini. 

1. Perbedaan cara mendaftar

Pada mobile banking, pengguna diharuskan untuk mengirim SMS sesuai format yang ditentukan oleh pihak bank setelah mengunduh aplikasi tersebut di smartphone. Setelah itu, maka pengguna akan diminta untuk membuat identitas dan password yang nantinya akan dipakai untuk bisa mengakses layanan perbankan.

Sementara pada internet banking pengguna diharuskan mendaftar melalui ATM atau pada pihak bank yang bersangkutan. Nantinya, pengguna diminta untuk memasukkan kartu debit – masukkan PIN – pilih banking internet – mengikuti panduan mendaftar. Jika sudah, maka terakhir tinggal melakukan aktivasi internet banking dengan cara proses login ke situs bank.

2. Perbedaan cara akses

Untuk mengakses mobile banking, ada dua cara yang bisa dilakukan pengguna. Yang pertama, pengguna tinggal mengunduh aplikasi mBanking di smartphone terlebih dahlu. Sementara cara yang kedua yang bisa dipilih yang dengan memanfaatkan menu provider untuk bisa mengakses layanan mobile banking tersebut. 

Hal ini jauh berbeda dengan layanan internet banking dari segi aksesnya. Sebab, pengguna yang ingin melakukan transkasi lewat internet banking ini cukup dengan membuka situs dari bank yang digunakan.

Macam – macam aplikasi mobile banking yang bisa dipakai nasabah

Sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan aplikasi dari mobile banking sendiri, ada baiknya untuk mengetahui jenis – jenis dari aplikasi tersebut di bawah ini :

1. Aplikasi mBanking native 

Yakni aplikasi yang dibangun secara spesifik untuk penggunaan sistem operasi tertentu. Pada perangkat native ini memiliki keunggulan dari segi performanya yang tinggi dan menawarkan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna. 

2. Mobile banking web

Merupakan aplikasi yang dapat berjalan menggunakan bantuan situs browser berupa HTML5, JavaScript atau CSS. Aplikasi ini umumnya dirancang secara responsif sehingga membuat tampilannya dapat menyesuaikan layar perangkat pengguna.

3. Aplikasi mobile banking hybrid

Hybrid ini dikatakan sebagai kombinasi dari dua aplikasi native dan web. Dimana, aplikasi ini memuat kode back-end, native shell dan tampilan web. Dari segi penggunaannya, aplikasi ini dinilai lebih mudah dan cepat untuk dikembangkan daripada aplikasi native.  

Berbagai manfaat mobile banking bagi nasabah

Tidak hanya diklaim mampu mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi keuangan saja, penggunaan mobile banking ini ternyata memiliki banyak manfaat di antaranya yakni sebagai berikut :

1. Mampu menghemat waktu

Salah satu manfaat utama dalam penggunaan mobile banking ini yakni dapat menghemat waktu bagi para nasabah dalam melakukan berbagai transaksi seperti halnya transfer dana, cel saldo, membuat deposito dan lain – lain. Sebab, nasabah tidak perlu mendatangi ATM atau bank yang mungkin jauh dari tempat tinggal.

2. Sebagai aplikasi mobile paling praktis

Jika Anda tidak ingin aktivitas sehari – hari terganggu dengan adanya pembayaran tagihan rumah, maka aplikasi mobile banking bisa menjadi solusi paling mudah dan praktis. Sebab, Anda hanya perlu melakukan pembayaran tagihan melalui perangkat smartphone dan juga koneksi jaringan internet saja.

3. Mampu memantau transaksi dan saldo rekening 24 jam full non stop

Tidak perlu bolak – balik ke pihak bank ataupun ATM, kini nasabah bisa melakukan pemantauan adanya proses transaksi dan juga saldo rekening secara real time dengan aplikasi mobile banking yang memberikan layanan selama 24 jam full non stop. Tentu saja, ini menjadi pilihan menarik yang wajib Anda coba nantinya, bukan? 

4. Proses pendaftaran mBanking gratis

Jika Anda berpikir mendaftar aplikasi mobile banking dikenakan biaya, maka jawabannya salah besar. Mengapa demikian? Sebab, mBanking yang ditawarkan oleh pihak bank sendiri umumnya tidak memungut biaya sepeser pun dari nasabah baik itu mulai dari proses pendataran, aktivasi aplikasi hingga administrasi bulanan.

5. Memberikan kenyamanan dan keamanan dalam penggunaan

Tidak hanya nyaman digunakan oleh pengguna di perangkat smartphone, mobile banking ini juga memberikan keamanan dari fitur – fitur yang disediakan. Adapun dalam fitur ini terdapat kode verifikasi, PIN dan juga sistem keamanan yang memang telah mendapat standarisasi dari pihak bank langsung. 

Meskipun memiliki banyak manfaat yang ditawarkan, Anda juga perlu tahu bahwa menggunakan mobile banking ini perlu memperhatikan beberapa hal seperti misalnya mengaktifkan notifikasi pemberitahuan, lakukan penggantian PIN dan password secara rutin, menghindari akses mBanking dengan WiFi dan VPN serta hal lain.  

Dari penjelasan lengkap mengenai apa itu mobile banking serta jenis – jenis aplkasinya di atas, Anda yang tertarik untuk menggunakan layanan mBanking ini bisa memilih aplikasi Cardlez. Adapun untuk mengetahui proses pendaftaran serta mengenal kelebihan dari aplikasi tersebut, Anda bisa langsung mengunjungi alamat websitenya langsung di https://cardlez.com/

Mobile Banking : Pengertian, Fungsi, Fitur, Kelebihan dan Kekurangan

Di masa pandemi seperti ini, mobile banking menjadi salah satu penyelamat yang membuat kita beresiko lebih rendah terserang virus. Meskipun tidak bisa meningkatkan imun atau melindungi diri dari serangan virus, namun dengan MBanking kita jadi lebih jarang keluar rumah ketika ingin mengirim uang.

Meskipun seharian di rumah, kadang ada hari dimana kita harus membayar listrik di ATM, menstransfer belanjaan online, atau bahkan mengirim uang ke orang tua atau anggota keluarga yang lain.

Mengingat ATM menjadi salah satu tempat yang digunakan oleh banyak orang secara bergantian, pastinya lebih baik jika kita menghindari tempat tersebut jika bisa menggunakan cara lain. Oleh sebab itulah pengguna mBanking di Indonesia meningkat berkali-kali lipat di Indonesia.

Apa itu Mobile Banking?

Secara sederhana, mobile banking adalah sebuah aplikasi pengganti ATM atau bank yang dipasang di HP atau melalui browser di komputer. Sebenarnya aplikasi mBanking sudah ada jauh sebelum pandemi menyerang. Bahkan sebelun internet menjamur di Indonesia, konsep yang sama sudah diperkenalkan dengan nama SMS Banking dan eBanking.

Kini, kebanyakan mBanking dari hampir semua bank di Indonesia sudah tersedia untuk pengguna Android dan iOS. Aplikasi ini digunakan untuk melakukan transaksi dan mengecek saldo rekening tanpa harus datang ke ATM atau kantor cabang terdekat.

Jika dulu SMS Banking digunakan dengan memanfaatkan pulsa prabayar, mBanking ini sudah menggunakan jaringan internet. Sehingga dimana pun dan kapan pun nasabah berada, selama ada koneksi internet, Anda bisa melakukan transaksi dengan ATM tersebut.

Konsep ini awalnya dikembangkan agar nasabah bisa tetap bertransaksi ketika sedang pulang kampung dan tidak ada ATM, ketika sedang sibuk hingga tidak sempat ke ATM, atau ketika sedang malas keluar rumah. Karena tidak ada biaya biaya administrasi tambahan ketika transfer dengan mBanking, maka fitur ini sangat disukai oleh nasabah dan semua bank konvensional mulai membuatnya masing-masing.

Apa Fungsi Mobile Banking?

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, mobile banking adalah pengganti ATM yang bisa dioperasian di genggaman Anda. Jadi, dengan aplikasi ini kita bisa melakukan semua jenis transaksi yang dilakukan di ATM kecuali tarik tunai dan setor tunai. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini adalah apa saja fungsi dari mobile banking.

Untuk Transfer ke Semua Rekening

Fitur utama yang paling banyak digunakan pengguna mobile banking adalah untuk mengirim uang ke semua rekening dari HP. Dengan satu aplikasi mBanking, Anda sudah bisa transfer uang kemanapun dibutuhkan.

Layaknya ATM, nasabah juga bisa transfer uang ke rekening dari bank manapun dengan mBanking. Biaya administrasi yang akan dipotong di rekening juga tidak berbeda antara transfer ke rekening lain lewat ATM dan lewat mBanking.

Oh ya, selain bisa digunakan transfer uang ke rekening lain, mobile banking juga bisa digunakan untuk transfer uang ke dompet digital misalnya gopay, ovo, atau dana. Transfer kemana saja bisa pakai mobile banking.

Untuk Cek Saldo

Sebelum hadirnya fitur mobile banking, kita harus pergi ke ATM hanya untuk mengecek sisa saldo yang ada di rekening. Namun, sejak adanya mobile banking, cek saldo bisa dilakukan hanya dari smartphone saja.

Tinggal login saja ke akun mobile banking lalu pilih menu cek saldo. Untuk setiap bank caranya tidak beda jauh kalau untuk memeriksa sisa saldo.

Untuk Cek Riwayat Transaksi

Fungsi ketiga dari mBanking adalah untuk memeriksa riwayat transaksi. Baik itu trasnfer masuk, trasnfer keluar, maupun pembayaran yang dilakukan melalui mbanking maupun ATM yang kita miliki.

Karena bagaimanapun memeriksa mutasi rekening ini sangat penting sebagai bukti transaksi. Dengan adanya bukti inilah, kita bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan semisal percobaan penipuan.

Fasilitas mBanking juga memberi kemudahan bagi penggunanya untuk cek mutasi tanpa harus pergi ke kantor cabang bank atau ATM. Lagipula, cek mutasi di ATM itu hanya bisa beberapa transaksi terakhir saja, berbeda dengan via mBanking yang bisa mengecek riwayat transaksi dari awal sampai akhir termasuk riwayat transaksi setiap bulannya.

Untuk Membayar Tagihan Elektronik

Fungsi mBanking yang lainnya adalah bisa digunakan untuk membayar tagihan elektronik. Contohnya yaitu tagihan listrik, PDAM, TV Kabel, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Bahkan untuk isi pulsa dan kuota internet pun juga bisa dari mBanking. Anda tidak perlu lagi pergi ke konter pulsa, asalkan ada saldo di rekening Anda bisa membeli pulsa dan kuota internet langsung dari HP.

Fitur-Fitur Mobile Banking

Sebetulnya, setiap bank bisa jadi memiliki fitur mBanking yang tidak sama. Namun pada umumnya, setiap bank pasti memiliki fitur-fitur mBanking seperti ini :

Keuntungan Menggunakan Mobile Banking

Penggunaan mBanking tentu saja memberikan banyak dampak positif bagi penggunanya. Nah, berikut ini beberapa keuntungan yang bisa Anda dapatkan apabila menggunakan fasilitas mBanking dari suatu bank :

Memudahkan Kirim Uang ke Orang Lain

Keuntungan yang pertama adalah, Anda lebih mudah untuk transfer atau kirim uang ke orang lain. Selain lebih mudah juga lebih cepat, untuk transfer ke lain bank saja berdasarkan pengalaman tidak sampai butuh waktu 5 menit sudah sampai ke rekening tujuan.

Anda tidak perlu repot-repot atau jauh-jauh pergi ke ATM atau bank hanya untuk transfer uang. Tidak perlu antre ke teller karena bisa dilakukan langsung dari smartphone Anda.

Bayar Tagihan dengan Mudah dan Cepat

Selain kirim uang mudah, berkat adanya fitur mobile banking membuat bayar tagihan jadi lebih mudah dan cepat. Misalnya bayar listrik, tidak harus jauh-jauh datang ke loket PLN tapi cukup dari smartphone saja.

Sama halnya seperti transfer uang, proses pembayaran tagihan juga sangat cepat. Hanya dengan beberapa kali klik saja, setelah beberapa menit tagihan Anda sudah terbayarkan.

Memantau Saldo Rekening

Mengapa saldo rekening harus terus dipantau? Sebab ada banyak kejadian saldo rekening yang tiba-tiba saja hilang. Biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memang berniat jahat.

Awalnya mungkin tidak disadari karena tidak bisa melakukan pengecekan saldo secara langsung. Nah, jika Anda mempunyai mBanking, Anda bisa langsung mengecek saldo kapan pun dan dimanapun.

Ketika Anda mengetahui sisa saldo berkurang padahal tidak melakukan transaksi apa-apa, bisa langsung menelepon customer service bank atau datang langsung ke kantor cabang bank. Jadi, problem bisa ditangani dengan lebih cepat.

Transaksi Lebih Aman

Dibandingkan dengan transaksi lewat ATM, jelas transaksi keuangan via mobile banking jauh lebih aman sepanjang Anda bisa menjaga akun mBanking Anda dengan sebaik mungkin. Kalau transaksi via ATM sebenarnya cukup beresiko karena banyak orang yang mengintai.

Lain halnya ketika melakukan transaksi via mobile banking, bisa dilakukan darimana saja dan juga bisa secara privat tanpa ada pengawasan dari orang lain. Resiko uang dirampok orang lain pun semakin kecil.

Gratis

Ketika membuat rekening baru, mungkin Anda harus menyiapkan uang sebagai saldo awal di rekening. Akan tetapi untuk menggunakan fitur mobile banking, biasanya tidak dikenakan biaya tambahan. Fasilitas ini disediakan secara gratis oleh pihak bank.

Mungkin biaya yang dikeluarkan hanya dari operator seluler saja. Biasanya penggunaan mBanking membutuhkan kuota internet dan SMS sehingga sedikit mengurangi pulsa dan kuota Anda. Hanya itu saja biayanya, tidak ada biaya yang lainnya.

Apa Saja Kekurangan Mobile Banking?

Meskipun memberi banyak kemudahan untuk bertransaksi, tetap ada kekurangan dari mobile banking yang akan dirasakan oleh sebagian nasabah. Contohnya:

Kesuksesan Transaksi Bergantung Pada Kestabilan Internet

Kemungkinan transaksi gagal atau error di ATM sangat kecil sebab mereka memiliki server khusus yang selalu tersambung di setiap cabang. Sedangkan dalam menggunakan mBanking, kesuksesan transaksi ditentukan pada kestabilan internet Anda.

Karena Indonesia masih termasuk negara dengan koneksi internet yang lambat, tidak jarang transaksi menggunakan mBanking ini gagal atau error.

Bahkan ada beberapa kasus dimana transaksi gagal namun saldo di rekening pengirim sudah terpotong, sedangkan saldo di rekening penerima belum bertambah. Tapi jangan khawatir, pihak bank akan selalu bertanggung jawab untuk masalah seperti ini.

Ribet Mengurus Akun Ketika HP Hilang atau Dicuri

Karena semua data rekening ada dalam akun Anda, maka akan sangat menyebalkan jika HP yang digunakan untuk mBanking tersebut hilang atau dicuri oleh orang lain. Sebab Anda harus menutup akun sementara agar orang yang memegang HP tersebut tidak bisa menggunakan mBanking-nya.

Mengurus akun mBanking ketika HP dicuri memang lebih mudah dibandingkan mengurus kartu ATM hilang. Anda hanya perlu menghubungi pihak bank dan mengikuti langkah-langkah yang mereka jelaskan. Tapi prosesnya cukup memakan waktu untuk memasang akun mBanking lagi di HP yang baru.

Rawan Terjadi Scamming dari Pihak Yang Mengaku Petugas Bank

Aplikasi mobile banking memang sudah dilengkapi oleh keamanan tingkat tinggi. Sehingga resiko pencurian uang dengan cara hacking atau meretas akun mBanking Anda sangatlah kecil.

Tetapi, kemungkinan terjadinya penipuan karena kelalaian pengguna yang memberikan info akun mBanking ke orang lain masih sangat banyak di Indonesia. Hal ini umumnya terjadi ke kalangan masyarakat yang belum terlalu paham dalam dunia teknologi dan percaya apapun yang mereka baca.

Banyak oknum yang mengaku petugas bank dan meminta info rekening, kata sandi, dan pin mBanking dengan alibi ingin melakukan pengecekan, terjadi salah transfer, dan lain sebagainya. Karena penipuan dilakukan dengan cara online, pelaku bisa beroperasi lebih cepat dan lebih sulit untuk melacak siapa yang melakukannya tanpa bantuan kepolisian.

Smartphone yang Masih Menggunakan Android Versi Lama Tidak Bisa Dipasang mBanking

Tidak semua mBanking bisa digunakan di smartphone Android, khususnya yang versi sangat lampau. Jika dipaksakan, transaksi akan sangat sulit dilakukan karena smartphone tidak bisa memuat data dan tampilan dari aplikasi tersebut.

Spesifikasi minimal untuk memasang mBanking di hp Android memang tidak besar. Namun, Anda perlu menggunakan smartphone yang harganya paling tidak di atas 1,5 jutaan jika ingin mengggunakan mBanking dengan lancar.

Apakah Ada Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mendaftar Mobile Banking?

Tidak bisa disangkal, mBanking memang sangat membantu kehidupan masyarakat Indonesia. Resiko kerugian yang didapat dari menggunakan mBanking jauh lebih kecil dibandingkan kemudahan yang akan kita rasakan.

Oleh karena itu demi menghindari kerugian yang bisa Anda alami, ketahuilah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan mobile banking di HP berikut ini.

Jangan Pernah Bagikan Kode OTP dan PIN ke Siapapun

Untuk menghindari penipuan dalam cara smishing, Anda tidak boleh membagikan info data rekening atau akun mBanking ke siapapun. Termasuk ke SMS atau nomor WA yang mengaku sebagai petugas dari bank tersebut.

Alasan yang pertama, bank tidak akan membutuhkan data rekening Anda sebab mereka sudah menyimpan informasi seluruh nasabahnya. Yang kedua, bank hanya akan menghubungi lewat telepon menggunakan nomor resmi, bukan menggunakan nomor telepon pribadi dari provider prabayar.

Beberapa kasus penipuan juga terjadi ketika belanja online. Dalam kasus ini, penjual akan meminta nomor kartu dengan alasan ingin memeriksa apakah ATM mereka bisa bertransaksi dengan rekening tersebut atau tidak. Jika Anda menemukan penipu dengan modus seperti ini, jangan berikan nomor kartu ATM dan segera block penjual tersebut.

Selalu Cek Koneksi Internet Dulu Sebelum Bertransaksi

Sebelum bertransaksi dengan mBanking, biasakan mengecek koneksi internet dulu dengan cara membuka Facebook, Twitter, Youtube, atau Instagram. Jika konten dalam aplikasi tersebut bisa tampil dengan cepat, artinya transaksi mBanking bisa dilakukan dengan lancar.

Namun jika internet Anda sedang lambat dan konten di aplikasi media sosial tidak ada yang bisa tampil, maka tunggu beberapa saat sebelum melakukan transaksi.

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan dalam kasus seperti ini. Yang pertama adalah dengan me-restart koneksi internet hingga kecepatannya menjadi normal kembali. Atau yang kedua adalah dengan mengganti koneksi internet dengan yang lebih cepat.

Hindari Bertransaksi Ketika Menggunakan WiFi Publik

Satu hal yang jarang diperhatikan oleh masyarakat Indonesia adalah koneksi "free WiFi" sangat tidak aman. Sebab banyak oknum yang bisa melihat data pribadi Anda ketika menyambung ke koneksi wifi tersebut.

Oleh karena itu, menggunakan mBanking ketika tersambung ke Public WiFi sangat beresiko untuk keamanan akun Anda kedepannya. Jika memang sedang tidak ada kuota, kami sarankan pinjam saja hotspot milik teman atau saudara yang sedang menemani Anda.

Jangan Gunakan VPN Ketika Sedang Menggunakan mBanking

Terakhir, jangan pernah gunakan VPN ketika sedang membuka apliaksi mBanking. Statemen ini pernah disampaikan secara resmi oleh Bank BCA ketika sedang ada pemutusan koneksi internet di Indonesia akibat kericuhan dan demonstrasi.

Meskipun VPN menyebutkan bahwa layanan mereka akan membuat koneksi internet jadi lebih aman dan tidak bisa diretas oleh hacker, namun perusahaan yang membuat VPN itu sendiri bisa melihat aktivitas apa saja yang Anda lakukan selama tersambung ke jaringan mereka. Tidak terkecuali semua data yang Anda masukan ketika bertransaksi dengan mBanking.

Ternyata, mobile banking memiliki 2 sisi yang akan dirasakan oleh penggunanya. Jika digunakan dengan hati-hati, mBanking bisa sangat membantu keperluan transaksi sehari-hari. Namun bila ceroboh, mBanking juga bisa merugikan para nasabah pemilik akun tersebut.