Kenali Fintech dan Manfaatnya Untuk Anda

Kegiatan pinjam meminjam di tengah masyarakat Indonesia merupakan sebuah hal yang biasa ditemui. Aktivitas ini menjadi semakin mudah dengan adanya perkembangan zaman. Kemunculan perusahaan finansial teknologi atau yang kerap disebut sebagai fintech kini semakin banyak bermunculan karena masyarakat telah sadar akan kemudahan yang mereka dapatkan.

Tidak jarang warga yang biasanya meminjam uang dari tetangga, sanak saudara dan bahkan bank sekalipun kini mulai beralih menggunakan layanan keuangan yang disediakan perusahaan fintech. Bagi Anda yang masih ragu untuk merasakan kemudahannya, Anda berada di tempat yang tepat. Artikel kali ini akan membahas tuntas mengenai apa itu fintech hingga bagaimana perbedaan fintech dengan bank. 

Definisi dan Penjelasan Lengkap Fintech 

fintech

OJK mendefinisikan fintech sebagai suatu langkah kemajuan atau inovasi pada industri jasa keuangan dengan pemanfaatan perkembangan teknologi yang ada. Model bisnis yang dimiliki fintech dinilai terpercaya dan menjanjikan dengan sifat-sifat fleksibilitas, keamanan dan efisiensi yang dimilikinya.

Seiring menjamurnya perusahaan fintech, kini mulai muncul platform fintech abal-abal yang justru menyebabkan kerugian nasabahnya. Hal ini dapat terjadi karena perusahaan fintech illegal umumnya akan mematok biaya tinggi. 

Umumnya mereka akan memperlakukan nasabah dengan tidak baik jika terjadi penunggakan atau telat melakukan pembayaran, mulai dari perkataan kasar saat menagih, mengancam dan bahkan menyebarkan data pribadi nasabah. Jadi, pastikan Anda mengetahui ciri-ciri perusahaan fintech ilegal dan memilih perusahaan fintech yang telah diawasi oleh OJK dan Kominfo sehingga urusan pinjam meminjam Anda aman.

Apa perbedaan Fintech dengan Bank?

Terdapat enam perbedaan yang dapat dibedakan antara Fintech dengan Bank. Konsep dasar dari bank adalah dari masyarakat untuk masyarakat. Maksudnya, bank merupakan tempat di mana dana milik masyarakat dihimpun dengan metode simpanan dan kemudian dana tersebut disalurkan kepada masyarakat dengan metode kredit sehingga taraf hidup masyarakat bisa meningkat. Berikut ini adalah enam perbedaan fintech dengan bank yang mungkin belum Anda ketahui.

1. Kegiatan usaha

Bank menyalurkan kredit serta pinjaman untuk masyarakat dari dana yang disimpan oleh sebagian masyarakat lainnya. Pada umumnya dana yang dipinjamkan bank berfungsi sebagai permodalan koperasi, UMKM, ritel, pinjaman perseorangan, transaksi pembayaran lainnya dan bahkan produk investasi pun bisa dijual. 

Sedangkan fintech merupakan sebuah platform digital yang bisa diakses melalui aplikasi maupun website. Fungsinya sebagai perantara bagi para pemberi pinjaman dan penerima pinjaman untuk melakukan transaksi dengan sistem dan perjanjian yang telah ditentukan perusahaan fintech terkait melalui media elektronik.

2. Kewenangan penyaluran restrukturisasi

Bank dan fintech memiliki penanganan yang berbeda perihal kewenangan penyaluran restrukturisasi. Bank akan menanggung sepenuhnya jika terdapat penyaluran restrukturisasi sedangkan fintech akan memberikan kewenangannya kepada si pemilik dana sebagai pemberi pinjaman kepada para nasabah. Jadi, perusahaan fintech hanya memberikan restrukturisasi kredit yang telah disetujui para pemilik dana dan selanjutnya akan diteruskan kepada nasabah peminjam.

3. Pemberi pinjaman

Bank memiliki sistem di mana nasabah akan diberikan pinjaman oleh bank itu sendiri. Jadi, tidak perlu ada pihak ketiga dalam alur pemberian pinjaman di bank. Sedangkan fintech, pemberi pinjaman berasal bukan dari perusahaan fintech penyedia aplikasi atau platform, melainkan orang atau badan usaha yang memiliki dana terkait.

Baca juga : Mengenal Apa Itu Credit Scoring / Credit Scoring System

4. Pengawasan oleh pemerintah

Fintech merupakan platform penyedia jasa pinjaman sehingga perusahaan terkait akan diawasi oleh pemerintah sebagai perantara antara pemilik dana dan penerima pinjaman dana dalam melaksanakan market conduct. Bank juga diawasi oleh pemerintah sebagai lembaga yang menyimpan, menghimpun dan memutarkan dana masyarakat.

5. Resiko

Penanganan resiko yang terjadi di lapangan seperti adanya masalah dalam penyaluran pinjaman umumnya bank akan bertindak dan melakukan tugasnya sebagai penanggung jawab secara langsung. Sedangkan perusahaan fintech tidak menanggung atas masalah penyaluran pinjaman yang terjadi sehingga orang yang memiliki dana sebagai pemberi pinjaman akan turun tangan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.

6. Sumber dana pinjaman

Bank memiliki tabungan, giro, deposito, modal pemilik, surat utang beserta penerbitan surat utang sebagai sumber dana pinjamnya. Fintech memiliki sumber dana pinjaman yang berbeda. Pada umumnya terdapat badan hukum atau perseorangan berperan sebagai calon pemberi pinjaman kepada calon peminjam.

Baca juga : Mengenal Apa Itu Agunan dan Informasi Menarik Lainnya

Jenis fintech

Di Indonesia, fintech telang berkemang cukup cepat sehingga muncul banyaknya inovasi dalam industri keuangan. Terdapat enam jenis-jenis fintech yang bisa Anda jadikan referensi peminjaman di masa depan, yaitu sebagai berikut:

1. Peer-to-peer Lending

Peer-to-peer lending merupakan jenis fintech yang menyediakan peminjaman dana kepada perorangan yang sedang membutuhkan dana tertentu dan juga para calon wirausahawan yang sedang membutuhkan modal bisnis atau pinjaman mandiri.

2. Crowdfunding

Crowdfunding adalah salah satu produk fintech yang memiliki wewenang untuk mempertemukan pihak calon nasabah dengan pihak pemberi dana. Transaksi dan jaminan dilakukan secara aman dan mudah karena sudah diawasi oleh OJK.  Umumnya digunakan untuk mengumpulkan donasi.

3. E-Wallet

Dompet digital belakangan ini sedang ramai dan menjadi primadona masyarakat karena penggunaannya yang mudah. E-wallet atau dompet digital menyediakan tempat untuk menyimpan sejumlah dana secara digital.

4. Micro Finance

Micro Finance merupakan produk fintech yang memiliki tujuan mulia yaitu membantu masyarakat dari kelas menengah sampai bawah bahkan pada level rumah tangga sekali pun.

5. Payment Gateway

PayPal merupakan salah satu contoh dari jenis fintech ini. Payment gateway ini memiliki otoritas untuk melakukan pembayaran melalui penyedia jasa online.

6. Investasi

Beberapa tahun belakangan, masyarakat telah melek investasi. Umumnya, investasi dilakukan melalui platform online kemudian seseorang menanamkan modalnya dengan baik. Investasi pun memiliki berbagai macam produk di dalamnya, mulai dari reksa dana dan bahkan saham perusahaan besar sekali pun.

7. Bank Digital

Fintech juga memiliki produk bank digital. Transaksi yang dilakukan pada platform ini dilakukan seutuhnya secara digital. Tidak termasuk dengan m-banking karena aplikasi buatan bank tersebut masih bisa berkaitan dengan bank offline.

Baca juga : Bank Perkreditan Rakyat dan Keuntungannya

Manfaat Fintech

manfaat fintech

Fintech memiliki berbagai manfaat untuk masyarakat. Pertama, transaksi keuangan relatif menjadi lebih mudah. Hal ini dapat terjadi karena calon nasabah tidak perlu mendatangi kantornya tetapi hanya dibayarkan melalui smartphone saja. 

Selanjutnya, Anda juga bisa merasakan taraf kehidupan masyarakat yang semakin membaik. Jadi masyarakat bisa menggunakan dana yang dipinjam untuk urusan pribadi seperti membiayai kegiatan produktif serta konsumtif mereka.

Fintech juga memiliki kekuatan untuk mendukung inklusi keuangan misalnya transaksi jual beli, iuran, simpan pinjam dan bahkan arisan. Hal ini juga menunjukkan bahwa fintech dapat mempercepat perputaran ekonomi karena membantu masyarakat dalam terjadinya transaksi jual beli.
Salah satu contoh fintech terpercaya yang sudah resmi diawasi oleh OJK dan Kominfo adalah Cardlez. Jadi, Anda bisa merasakan kemudahan menggunakan teknologi ini secara aman. Pilihlah metode atau jenis fintech yang cocok untuk Anda sehingga manfaat fintech dapat dirasakan sepenuhnya.

Baca juga : Kenali e-KYC Definisi dan Manfaatnya

Mengenal Credit Scoring System dan Berbagai Hal Didalamnya

Jika Anda akan mengajukan pinjaman, maka harus melalui tahapan credit scoring / credit scoring system terlebih dahulu. Dengan melalui credit scoring, bisa menjadikan pengajuan pinjaman Anda dapat untuk disetujui. Namun, masih banyak yang belum memahami mengenai apa itu credit scoring.

Credit scoring / credit scoring system merupakan penilaian peminjam yang dilakukan oleh pihak yang memberikan pinjaman. Apakah sang peminjam dinyatakan layak untuk menerima pinjaman atau tidak. Jika Anda ingin mengajukan pinjaman maka harus memahami terlebih dahulu mengenai credit scoring dan sistemnya. Pada artikel ini akan dibahas secara lengkap mengenai credit scoring dan tips agar pengajuan disetujui.

Credit Scoring system

Mengenal Apa Itu Credit Scoring / Credit Scoring System

Credit scoring / credit scoring system merupakan penilaian kredit yang juga merupakan sistem yang diterapkan oleh lembaga pembiayaan atau bank. Sistem ini digunakan untuk menilai apakah peminjam yang mengajukan pinjaman kepada lembaga atau bank tersebut layak untuk mendapatkan pinjaman.

Pada proses credit scoring / credit scoring system profil calon peminjam akan diulas dan dianalisis. Data yang dianalisis pun beragam. Seperti misalnya data diri seperti usia, pekerjaan, masa kerja, jabatan, gaji, beban tanggungan, status pernikahan, pekerjaan pasangan, dan lain sebagainya.

Berbagai informasi tersebut nantinya akan digunakan untuk memverifikasi data. Data tersebut digunakan sebagai persyaratan dokumen yang wajib untuk dilampirkan oleh para calon peminjam. Kemudian, pihak yang memberi pinjaman akan melakukan analisis terhadap riwayat transaksi peminjam. Nantinya, akan dilakukan credit scoring / credit scoring system.

Seperti misalnya ketaatan pembayaran cicilan, status tunggakan, beban kredit, seberapa banyak kredit yang pernah dimiliki, dan lain sebagainya. Hasil analisis tersebut yang akan menentukan apakah Anda akan layak dinyatakan sebagai peminjam yang mendapatkan pinjaman atau tidak. Selain itu juga akan diberikan besaran pinjaman yang disetujui, bunga, dan jangka waktu peminjaman.

Gambaran Credit Scoring / Credit Scoring System

1. Skor 1

Skor 1 merupakan skor yang terbaik pada credit scoring / credit scoring system. Skor ini diberikan kepada peminjam yang kreditnya lancar. Peminjam dapat melaksanakan kewajiban cicilan dengan cara yang sempurna. Sehingga, tidak terjadi kemacetan pada saat cicilan sedang berlangsung.

2. Skor 2

Skor selanjutnya pada credit scoring / credit scoring system adalah Skor 2. Skor 2 diberikan kepada para peminjam yang kreditnya dalam perhatian khusus atau yang biasa disingkat dengan DPK. Skor ini diberikan kepada peminjam yang melakukan tunggakan antara 1 hingga 90 hari.

3. Skor 3

Credit scoring / credit scoring system yang selanjutnya adalah Skor 3. Skor 3 diberikan kepada para peminjam yang kreditnya tidak lancar. Hal ini terjadi karena peminjam tercatat melakukan tunggakan antara 91 hingga 120 hari. Skor ini biasanya sudah mendapatkan peringatan karena tunggakannya sudah cukup lama.

4. Skor 4

Skor 4 merupakan credit scoring / credit scoring system yang selanjutnya. Skor ini diberikan kepada para peminjam karena kreditnya diragukan oleh lembaga peminjam atau bank. Hal ini disebabkan karena peminjam mengalami tunggakan mulai dari 121 hingga 180 hari.

5. Skor 5

Credit scoring / credit scoring system yang terakhir adalah skor 5. Skor 5 diberikan kepada para peminjam yang mengalami kasus kredit macet. Biasanya, skor ini diberikan kepada para peminjam yang kreditnya macet dan melakukan tunggakan kredit lebih dari 180 hari. 

Pentingnya Credit Scoring / Credit Scoring System

Credit scoring system merupakan sistem yang diterapkan untuk melakukan credit scoring. Dengan adanya credit scoring bisa membantu lembaga keuangan atau bank dalam melakukan analisa permohonan kredit selain faktor kualitatif lain.

Dalam penilaian kredit atau credit scoring ada berbagai hal yang menjadi pertimbangan didalamnya. Seperti misalnya usia status perkawinan, tanggungan, pekerjaan, status tempat tinggal, pendidikan, jabatan, tempat bekerja, lama bekerja, dan lain sebagainya.

Selain lembaga keuangan dan bank, ada jasa keuangan lain yang menerapkan credit scoring. Seperti misalnya perusahaan financial technology. Selama 2 tahun terakhir, perusahaan tersebut berkembang pesat di Indonesia. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya orang yang ingin melakukan pinjaman.

Lembaga keuangan atau bank mempunyai credit scoring system nya tersendiri. Umumnya, pada credit scoring mengedepankan berbagai hal. Seperti misalnya cash flow atau arus kas dari para calon peminjam, agunan yang diberikan, dan juga credit behavior. Hasil credit scoring yang didapatkan akan berdampak pada banyaknya pinjaman yang akan didapatkan dan bunga yang akan dikenakan.

Credit Scoring system

Keuntungan Melakukan Credit Scoring / Credit Scoring System

Ada beberapa keuntungan dari penerapan credit scoring system. Keuntungan ini bisa dirasakan oleh pihak pemberi pinjaman dan sang peminjam yang mengajukan pinjaman. Dengan melakukan credit scoring bisa berdampak baik terhadap proses peminjaman.

Berikut ini adalah beberapa keuntungan dari melakukan credit scoring / credit scoring system :

1. Mempercepat Proses Pengambilan Keputusan

Tanpa adanya credit scoring system, lembaga peminjaman atau bank akan kesulitan untuk melakukan analisis informasi yang sistematis dan spesifik kepada para peminjamnya. Saat ini, masih banyak lembaga keuangan yang menerapkan sistem credit scoring secara konvensional. Padahal, sistem tersebut cenderung menyulitkan pihak lembaga keuangan tersebut.

Kini sudah ada credit scoring yang dilakukan berbasis machine learning. Proses analisis data calon peminjam akan berlangsung lebih cepat dan akurat. Lembaga keuangan nantinya akan bisa menghasilkan rate, plafon, jangka waktu kredit dengan lebih maksimal.

Dengan semakin cepatnya credit scoring, akan membuat semakin banyak peminjam yang bisa didapatkan. Hal ini akan menguntungkan untuk kemajuan dari penyedia pinjaman seperti misalnya lembaga keuangan.

Dengan adanya sistem credit scoring / credit scoring system juga bisa memudahkan para peminjam dalam mendapatkan pinjaman. Selain itu, para peminjam juga dapat mengetahui berbagai informasi mengenai bunga, jangka waktu, cara pelunasan, dan lain sebagainya.

2. Bisa Lebih Maksimal Jika Menggunakan Big Data

Sejak beberapa tahun kebelakang, industri perbankan di Indonesia banyak memanfaatkan big data. Hal ini juga berlaku credit scoring system. Big data merupakan serangkaian data dan juga aktivitas yang dihimpun berdasarkan sumber dari internet.

Seperti misalnya perilaku saat berbelanja online, pembayaran telepon, serta transaksi yang menggunakan kartu kredit. Hubungan big data dengan credit scoring adalah big data menjadi pelengkap dari credit scoring.

Credit scoring berperan dalam uji kelayakan calon peminjam sebelum menerima pinjaman. Sehingga, dengan menggunakan sistem credit scoring bisa memberikan pelayanan yang optimal kepada para peminjam. Lembaga keuangan juga akan lebih hemat dalam energi, biaya, dan waktu.

Tips Agar Pengajuan Pendanaan Anda Disetujui

1. Memenuhi Seluruh Persyaratan

Ada berbagai persyaratan yang diberikan oleh pihak pemberi pinjaman kepada calon peminjam untuk melakukan proses peminjaman dana. Anda harus mengikuti berbagai persyaratan yang ada jika ingin pengajuan pendanaan disetujui. Biasanya, persyaratan ini tergantung dari pihak pemberi pinjaman. Pihak pemberi pinjaman akan menyampaikan rincian mengenai persyaratan yang harus dilengkapi.

2. Memenuhi Syarat Penghasilan

Mengenai syarat penghasilan, Anda tidak akan bermasalah jika memiliki penghasilan minimal 3 juta. Namun, jika penghasilan Anda terlalu kecil maka biasanya limit yang diberikan pun akan kecil juga. Untuk membuat profil kelayakan penghasilan menjadi naik ada hal yang bisa untuk dilakukan.

Seperti misalnya menerapkan sistem joint income dengan pasangan, menambahkan penghasilan dari pekerjaan sampingan sebagai penunjang penghasilan utama, atau meminta salah satu keluarga untuk menjadi penjamin.

Syarat penghasilan tersebut akan menjadi pertimbangan besar yang berkaitan dengan kemampuan dari membayar pinjaman. Sehingga, permohonan pinjaman mudah untuk disetujui. Anda harus menunjukkan bahwa Anda mempunyai kapasitas untuk dapat membayar pinjaman.

3. Profil Peminjam Bersih

Sejarah kredit merupakan hal yang menjadi pertimbangan penting untuk menentukan persetujuan pengajuan pinjaman. Anda akan lebih mudah mendapatkan persetujuan jika sejarah peminjaman positif.

Oleh sebab itu, pastikan Anda taat dalam memenuhi kewajiban pembayaran kredit. Hal ini akan mempengaruhi pengajuan kredit yang sudah dilakukan sebelumnya. Jika Anda masih mempunyai beban kredit, maka harus melunasi dulu semuanya. Jika sudah lunas maka bisa melakukan pengajuan pinjaman.

Dimana Bisa Mengetahui Berbagai Informasi Keuangan dan Credit Scoring?

Anda bisa mengetahuinya dengan mengunjungi website cardlez.com. Pada website tersebut Anda akan dibawa untuk melakukan pengunduhan aplikasi. Aplikasi tersebut nantinya akan membantu Anda untuk mengetahui berbagai informasi keuangan dan credit scoring / credit scoring system.

Mengenal Apa Itu Agunan dan Informasi Menarik Lainnya

Dalam menjalani kehidupan yang tidak bisa diprediksi dengan mudah ini, terdapat banyak hal yang bisa dengan mudahnya terjadi kapan saja dan bahkan tanpa ada persiapan maupun juga tanda-tanda yang akan datang, termasuk juga dalam pemenuhan kebutuhan. 

Tidak jarang ada beberapa momen yang akhirnya membutuhkan untuk bisa melakukan peminjaman uang agar bisa memenuhi kebutuhan yang penting tersebut dengan baik dan juga tidak lagi mengalami kesulitan yang berarti dengan juga memahami apa itu agunan dalam proses peminjaman ini. 

agunan

Maka dari itu, penting untuk memahami agunan ini agar bisa memenuhi perjanjian peminjaman yang disepakati dengan baik seperti terdapat pada artikel di bawah ini.

Memahami Pengertian dari Agunan

Jika dilihat secara umum, pengertian dari apa itu agunan merupakan sebuah bentuk dari aset maupun barang berharga yang dijadikan sebagai titipan dari pihak peminjam uang kepada pihak yang memberikan pinjaman uang tersebut sebagai bentuk dari jaminan yang diberikan. 

Kepemilikan dari agunan ini sendiri bisa untuk dipindah tangankan kepada orang lain jika pihak yang meminjam tersebut tidak mampu untuk memenuhi kewajiban yang dimiliki dalam pembayaran pinjaman sesuai dengan perjanjian yang sebelumnya telah dibuat sebelumnya. 

Biasanya pemberian dari agunan ini akan diajukan pada saat proses awal dari pinjaman kepada pihak debitur agar disetujui jumlah pinjaman yang diajukan dengan tertentu.

Pada pelaksanaan proses pinjaman ini, mungkin banyak pula yang masih bingung dengan apa itu agunan dan juga peran yang dimiliki, padahal agunan ini bisa membantu untuk mempermudah proses peminjaman uang itu sendiri karena sudah memiliki jaminan yang setara jika pembayaran kewajiban tidak dapat terpenuhi dengan baik. 

Biasanya proses yang dilakukan juga akan menjadi lebih cepat dan tanpa perlu untuk melewati sebuah proses yang ribet maupun juga cukup panjang karena sudah ada jaminan senilai yang diserahkan. Hal ini akan mempermudah pula bagi pihak peminjam untuk mendapatkan nominal uang sesuai dengan yang  telah diajukan pada saat proses peminjaman dilakukan pada bagian awal.

Penting bagi para seorang peminjam untuk mengetahui apa itu agunan dan juga menghitung kira-kira aset seperti apa yang akan diberikan dan diserahkan sebagai jaminan agar pengajuan dana yang diberikan bisa diterima oleh pihak yang diminta tertentu. 

Penting bagi para pihak kreditur sendiri untuk bisa mengambil dan memutuskan kepastian kepada pihak debitur agar bisa mengembalikan dan membayarkan pinjaman sesuai dengan perjanjian kewajiban yang sudah disepakati secara sah. Hal ini dilakukan dengan lebih menyeluruh agar pihak kreditur nantinya bisa untuk menghindari mengalami kerugian yang senilai uang yang dipinjamkan jika debitur nantinya tidak bisa memenuhi kewajiban yang dimiliki dengan memberikan barang jaminan tersebut.

Dalam beberapa kasus bagi yang sudah memahami apa itu agunan dan bagaimana proses untuk menentukannya dengan baik agar bisa sesuai dengan nominal pinjaman yang diajukan sehingga bisa diterima bagi pihak kreditur dengan lebih baik dan tanpa memerlukan proses yang cukup panjang. 

Biasanya bunga yang diberikan kepada pihak debitur untuk pinjaman yang dilakukan memiliki nilai yang lebih rendah jika dibandingkan dengan melakukan pinjaman tanpa memberikan agunan terhadap proses tersebut dengan baik. Hal ini dikarenakan nantinya jika agunan atau jaminan tidak diberikan oleh pihak debitur, maka pihak kreditur akan lebih besar kesempatannya untuk mengalami risiko kerugian terhadap transaksi yang dijalankan itu tadi.

Pada dasarnya, apa itu agunan sendiri merupakan sebuah bentuk aset maupun barang yang dinilai berharga dan sesuai dengan kesepakatan yang telah berlaku sehingga bisa dijadikan sebagai jaminan terhadap nilai hutang yang diajukan dan juga memiliki peraturan secara resmi yang sudah masuk ke dalam Undang-undang yang berlaku di negara ini. 

Penting untuk dijadikan sebagai catatan maupun perhatian bahwa nilai agunan yang diberikan perlu untuk lebih tinggi dibandingkan dengan nilai nominal yang dipinjam agar memberikan motivasi dalam membayarkan hutangnya. Di sisi lain, cara ini juga akan mempermudah proses peminjaman karena akan membuat kreditur menyetujuinya dengan lebih gampang karena nilai barang jaminan tersebut.

Syarat Tepat Agar Barang Bisa Disebut Sebagai Agunan

Selain memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan apa itu agunan, penting juga bagi para debitur sendiri untuk juga memahami dan mengetahui apa saja persyaratan yang perlu untuk dipenuhi agar sebuah barang yang diserahkan bisa disebut sebagai barang jaminan maupun agunan. 

Pada dasarnya, sebuah barang atau aset dapat dikatakan menjadi agunan yaitu ketika sudah memenuhi persyaratan utama yang terdiri dari nilai ekonomis, bisa untuk dipindah tangankan, dan juga memiliki nilai yuridis sesuai dengan ketentuan dari kreditur yang berlaku. Agar lebih bisa mendalam, simak penjelasan yang diberikan seperti pada paragraf yang dibahas pada bagian selanjutnya.

Selain apa itu agunan, persyaratan pertama yang penting untuk dipahami dan diperhatikan yaitu bahwa barang atau aset yang dijadikan sebagai jaminan tersebut termasuk ke dalam jaminan yang mudah untuk bisa dipindah tangankan ke orang lain jika debitur tidak dapat memenuhi kewajiban yang dimiliki. 

Hal ini penting untuk dipahami agar nantinya jika tidak mampunya debitur untuk membayarkan pinjaman terjadi, maka pihak kreditur yang memberikan pinjaman tersebut dapat untuk memindah tangankan jaminan tersebut dan menganggap pinjaman tersebut sudah lunas. Maka dari itu, penting bagi debitur untuk memastikan hal ini agar nantinya juga akan mempermudah dirinya untuk bisa menyelesaikan masalah pinjaman yang ada satu ini.

Pada pembahasan mengenai apa itu agunan yang sudah dilakukan sebelumnya, telah disinggung maupun disebutkan bahwa barang atau aset yang dijadikan sebagai bentuk jaminan yang diserahkan kepada pihak kreditur merupakan barang atau aset yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi sesuai dengan nilai mata uang yang sedang berlaku pada waktu tersebut. 

Penting untuk dijadikan sebagai sebuah catatan bahwa agunan atau jaminan yang diberikan tersebut merupakan barang yang bisa untuk kemudian diuangkan menjadi bentuk nominal lain sesuai aturan yang ada. Selain itu, bagi barang atau aset yang menjadi agunan atau jaminan wajib untuk pula bisa dinilai dengan nilai nominal uang yang berlaku tadi.

Persyaratan terakhir selain pembahasan yang diberikan apa itu agunan mengenai barang atau aset apa yang bisa untuk disebut sebagai agunan yaitu tentunya memiliki nilai yuridis atau berdasarkan dengan hukum yang berlaku sesuai dengan apa yang berjalan pada negara antara kreditur maupun debitur yang  terlibat. 

Perlu untuk dipahami pula bahwa kepemilikan dalam barang atau aset yang menjadi jaminan ini bisa untuk dimiliki secara menyeluruh jika dilihat dan ditentukan berdasarkan dengan hukum yang sedang berlaku dengan cara yaitu memiliki validitasnya tersendiri. Untuk di Indonesia, hal ini juga sudah tertuang dan diatur dengan jelas berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia (BI) yang masih berlaku.

agunan

Penggunaan Aplikasi Mobile Banking Koperasi dengan Mudah

Sekarang ini tidak hanya mencari tahu mengenai pengetahuan seputar apa itu agunan saja yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan internet yang ada, tetapi kemajuan teknologi dan internet yang ada ini juga memberikan pengaruh terhadap dunia keuangan maupun ekonomi yang ada. 

Sekarang ini sudah ada pengembangan aplikasi mobile yang bisa mempermudah proses transaksi keuangan dengan lebih modern dan inovatif seperti Cardlez yang memanfaatkan adanya teknologi digital. Aplikasi yang ada seperti satu ini mempermudah adanya proses transaksi yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa perlu untuk membawa kartu fisik ke mana saja yang rawan mengalami kehilangan.

Selain pemahaman apa itu agunan, perlu untuk menggunakan Cardlez yang memiliki banyak keunggulan seperti misalnya seperti akan penggunaan integrasi API yang semakin waktu menjadi semakin baik dan mempermudah proses transaksi yang ingin dilakukan bagi para penggunanya. 

Selain itu, terdapat history atas laporan untuk transaksi yang dilakukan dengan lebih terintegrasi dan rapi sehingga tidak perlu lagi untuk menyelesaikannya dengan cara yang masih manual hanya dengan menggunakan Cardlez saja yang sudah banyak terbukti mempermudah para penggunanya. 

Sekarang langsung saja untuk merasakan kelebihan dan kemudahan seperti yang sudah ditawarkan secara langsung dengan menggunakannya sehingga transaksi menjadi lebih fleksibel dan bisa dilakukan di mana saja melalui cardlez.com.

Baca juga: Definisi dan Jenis Mobile Banking yang Bisa Dipakai Nasabah